Dengan Huerta yang menjabat posisi presiden, Villa membangun kerja sama dengan rekannya di masa lalu, yakni Emiliano Zapata dan Venustiano Carranza, untuk menggulingkan presiden baru. Berbekal pengalaman sebagai pemimpin revolusi dan terlibat dalam sejumlah pertempuran, Villa memimpin pasukan militer Meksiko di utara selama masa pemberontakan. Pasukan yang dipimpin Villa kemudian dikenal dengan nama Pasukan Divisi Utara. Mereka banyak melakukan pertempuran melawan pasukan rezim Huerta di wilayah perbatasan utara.
Masa-masa pemberontakan yang dipimpin Villa itu turut menarik perhatian negara barat, terutama AS yang kemudian mengabadikannya dalam foto dan pemberitaan. Villa, yang sebelumnya sempat dikenal sebagai bandit dan dalam pelarian, ternyata menyambut baik niat negara barat yang ingin mengabadikan momen perjuangannya.
BACA JUGA:6 Shio Ini Keuangan dan Karirnya Dijamin Meningkat Pesat!
Bahkan, sebuah perusahaan perfilman Hollywood, pada 1913 mencapai kesepakatan dengan Villa untuk merekam jalannya pertempuran. Pada 1914, pemberontakan Villa dan pasukannya berhasil menggulingkan Huerta dan Carranza diangkat sebagai presiden. Revolusi di Meksiko belum berakhir sampai di sini karena sekali lagi terjadi pemberontakan setelah banyak pihak yang tak puas dengan kepemimpinan Carranza.
Villa kembali bekerja sama dengan Zapata dan didukung AS di bawah Presiden Woodrow Wilson berusaha menggulingkan Carranza. Namun setelah Carranza memutuskan membawa Meksiko yang lebih demokratis, AS menarik dukungannya terhadap pemberontakan Villa. Merasa kecewa dengan AS, Villa mengalihkan sasarannya pada warga Amerika. Pada Januari 1916, Villa menculik dan membunuh 18 warga AS. Bulan Maret, dia bahkan melakukan serangan ke sebuah kota kecil di Columbus, New Mexico dan menewaskan 19 orang lainnya.
BACA JUGA:Berisiko Terkena Penyakit Kanker, dr Zaidul Akbar: Hindari Buah dan Sayur yang Mengandung Bahan Ini
Aksi yang dilancarkan kelompok Villa memicu kemarahan AS yang kemudian memerintahkan penangkapan terhadap pejuang revolusi itu. Dengan dukungan dari Presiden Carranza, upaya pencarian terhadap Villa hingga tahun 1919 belum membuahkan hasil. Sebaliknya, Carranza justru terbunuh pada 1920. Menjabat sebagai Presiden Meksiko selanjutnya adalah Adolfo De la Huerta yang kemudian menawarkan Villa untuk menghentikan perlawanan dan akan diampuni. Villa setuju dan akhirnya pensiun sebagai pejuang revolusi pada 1920. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada 20 Juli 1923, di Parral, Meksiko, Villa terbunuh dalam baku tembak di tengah perjalanan kembali ke rumahnya
Lampião
Dia dikenal sebagai bandit yang tak segan-segan melakukan perbuatan sadis pada korbannya. Termasuk mencungkil bola mata musuhnya hingga keluar. Lampião adalah nama popular bagi “Kapten” Virgulino Ferreira da Silva, pemimpin gerombolan Cangaço yang paling terkenal. Dia dan gerombolannya dicap sebagai perusuh dan merupakan buronan yang paling dicari seantero negeri. Kelompok ini melakukan terror terhadap penguasa dan musuh musuhnya sekitar 1920-an sampai 1930-an.
BACA JUGA:Berisiko Terkena Penyakit Kanker, dr Zaidul Akbar: Hindari Buah dan Sayur yang Mengandung Bahan Ini
Virgulino dilahirkan pada 1897 di negara bagian Timurlaut Pernambuco, salah satu daerah paling miskin di Brasil. Polisi mencarinya bahkan hingga kerumah orangtuanya. Tidak menemukan yg dicari, ayah Virgulino jadi sasaran, akhirnya tewas mengenaskan. Dikemudian hari pihak kepolisian mengakui aib ini, dan menyatakan penyesalannya atas peristiwa itu. Pada usia 25 tahun, Virgulino menjadi penyamun dengan sebutan Lampião. Ia menjadi momok menakutkan bagi musuh-musuhnya juga pemerintah masa itu. Tak tanggung-tanggung, dia membantai para polisi juga tentara. Selama 15 tahun malang melintang, Virgulino selalu menjadi berita utama dari media massa saat itu. Namanya juga perbuatannya selalu menghias Koran-koran seluruh Brasil.
Dia juga dikenal sebagai pribadi yg unik dan penuh kejutan. Bagaimana tidak, sebagai buronan dia selalu dikejar-kejar polisi dan tentara, tapi berhasil lolos. Anehnya, setiap kali hasil wawancaranya dengan wartawan juga foto2nya muncul di Koran. Dia memang tak kenal takut bahkan kelewat berani. Bukannya bersembunyi malah sengaja mempublikasi dirinya di Koran-koran, seolah meledek para pemburunya. Gerombolannya berjumlah 40 orang, namun sukses melawan 200 polisi yang mengepungnya. Sungguh luar biasa!
Billy the Kid
Billy the Kid memang mempunyai’’nyali luarbiasa’’saat ia berumur 12 tahun sudah hampir membunuh seseorang,ia menusuk pria tersebut karena dianggapnya telah menghina ibunya,4 tahun kemudian saat ia berusia 16 tahun sudah menghilangkan 3 nyawa orang lain dan mencuri barang bawaan orang tersebut.
BACA JUGA:Ingin Alam Kubur Menjadi Taman Surga, Syekh Ali Jaber Bagikan Caranya
Semakin usianya menginjak dewasa sifat liarnya juga semakin menjadi jadi pada tahun 1877,ia sudah beberapa kali menghilangkan nyawa orang lain,apalagi si Bonney membentuk sebuah gerombolan atau ‘’gang’’kerjaan gerombolan ini suka berperang,dan bila order perang lagi sepi si Bonney.cs kembali bermain judi .
Rupanya sepak terjang ini sudah tercium oleh petugas hukum dan membuat geram ‘’sheriff’’kepala Polisi setempat yang bernama Pat Garrett maka terjadilah perburuan hingga achirnya tahun 1881 si Bonney tertangkap dan di jatuhi hukuman gantung.
Si Bonney dapat meloloskan diri dan Pat Garrett kembali melakukan pencarian dan 2 bulan kemudian dapat di ketahuinya persembunyiannya,lalu Polisi setempat pimpinan Pat Garrett melakukan penggrebekan terjadilah baku tembak dan berachir tewasnya si Billy the Kid alias William Bonney,menurut catatan Polisi setempat kurang lebih 21 orang yang diketahui telah tewas dibunuh oleh si Bonney ini .
BACA JUGA:Dark Web! Sisi Lain Kawasan yang Menyimpan Dunia Gelap Internet
Sisi putih dari karakter Bonney,ia seorang penggembira selalu murah senyum berpembawaan tenang dan di kalangan sebagian wanita saat itu ia dianggap terkadang sebagai pelindung dari para lelaki yang memperlakukan wanita dengan kejam,Bonney tak segan menyiksa,melukai bahkan membunuh seseorang bila di depan matanya terjadi kekerasan pada kaum wanita,namun sebagian orang lagi mengatakan si Bonney[Billy the Kid] adalah seorang pembunuh yang tak kenal belas kasihan.
Namun jika kita melihat dari sisi Psikologis bisa saja ada benarnya kalau Billy the Kid sangat membela kaum wanita yang di aniaya karena ‘’rekam jejak memory otak’’nya saat ia berumur 12 tahun hampir membunuh seseorang gara gara ibunya di lecehkan dan dihinakan seseorang,nah kejadian ini sangat membekas pada memory ingatannya kemudian timbul kebencian pada seseorang kalau berlaku kejam dengan kaum wanita dan rasa ingin membela secara otomatis timbul, lalu berachir dengan tindakan karena ia merasa mampu melakukan hal tersebut walau melanggar hukum
BACA JUGA:BInatang Serangga Ini yang Banyak Digunakan untuk Mengobati Luka Manusia
Salvatore Giuliano Robin Hood Sisilian
Salvatore Giuliano (1922 – 1950) sering dibandingkan dengan legenda Robin Hood. Salvatore Giuliano adalah seorang petani Sisilia, ia menjadi terkenal karena tindakannya merampok orang kaya dan membagikannya pada warga miskin. Di mata penguasa, Salvatore adalah seorang bandit yg harus dibasmi, tapi di mata rakyat dia adalah seorang yang penuh belas kasih. Ia menjadi salah satu legenda yang tetap dikenang semua orang Sisilia.
Salvatore juga terlibat dalam gerakan kemerdekaan Sisilia. Dia aktif memperjuangkan kemerdekaan pulau itu dari pemerintahan Italia. Aksi-aksinya menjadi perhatian media di seluruh. Ketampanannya juga yang membuat tampang dan wajahnya kerap menghiasi media massa, termasuk majalah Time. Ia dilahirkan pada tanggal 16 November 1922 di bagian barat Sisilia, yakni daerah pegunungan desa Montelepre .
Dia merupakan generasi terakhir dari kelompok bandit Sicily, namun tidak ada hubungannya dengan kelompok mafiosso. Mereka berkembang dan uniknya, meski kerap berbuat criminal, namun rakyat miskin mencintai mereka. Karena gerombolan bandit ini tidak menjarah dan menyakiti kaum miskin, sebaliknya mereka justru membantu kaum papa. Tak jarang kelompok ini membagi-bagikan hasil jarahannya kepada kaum miskin.
BACA JUGA:Dark Web! Sisi Lain Kawasan yang Menyimpan Dunia Gelap Internet
Karenanya kenangan akan kemuliaan hati kelompok bandit gunung ini tetap hidup hingga kini. Kisah-kisah mulia terus berkembang dari generasi ke generasi. Bahkan hingga hari ini. Kalau suatu ketika anda berkesempatan berkunjung ke desa-desa di kawasan ini, maka tak perlu heran, kalau menemukan kaum tua-tua desa masih suka memuju-muji mereka. Meski berasal dari kaum miskin, Salvatore giat belajar. Dia adalah anak yang cerdas, yang terbiasa sejak kecil bersekolah juga bekerja. Waktunya benar-benar dimanfaatkan untuk hal positif, termasuk belajar agama. Ia dikenang sebagai pria yang baik yang mempergunakan ilmu yg dimilikinya untuk membantu sesama..
Sebagaimana kebanyakan orang, ia terjun ke dunia bandit karena keterpaksaan hidup. Ayahnya meninggal, kakak tertuanya dipanggil berperang, otomatis ialah menjadi kepala keluarga yang harus member makan keluarganya. Saat itu Salvatore berusia 20 tahun. Di usia muda dia harus memikul beban sangat berat , menjadi tulang punggung keluarga. Salvatore memang tidak berumur panjang, Ia tewas usia 28 tahun. Namun kenangan akan perbuatan baiknya tetap hidup di hati rakyat. Dia sempat terjun ke dunia politik. Sikapnya jelas dan tegas, dia anti komunis, anti-mafioso, dia juga salah satu pemimpin pemberontak di Sicilia. Sikapnya yg kerap dan anti Mafioso ini justru menghantarnya pada maut. Ia dibunuh pada 5 Juli 1950 oleh sepupunya sendiri yang telah dibayar oleh Don, pemimpin mafia dari Palermo.