BENGKULUEKSPRESS.COM- Sunat atau khitan adalah tindakan pengangkatan sebagian kulit pada ujung penis pada anak laki-laki, yang direkomendasikan berdasarkan pertimbangan agama dan juga dalam beberapa kasus oleh praktisi medis.
Dari perspektif kesehatan, sunat diakui memiliki beberapa manfaat. Salah satunya adalah mengurangi risiko infeksi penyakit menular seksual serta menjaga kesehatan penis dengan lebih baik.
Di samping manfaat kesehatannya, seperti disebutkan sebelumnya, sunat diwajibkan oleh agama Islam.
BACA JUGA:Saat Ada Masalah Jadikan Allah Sebagai Penolong, Salah Satu Caranya dengan Doa Berikut Ini
BACA JUGA:Amalkan Sholawat Fatih Berikut, Sebagai Amalan Doa Penghapus Dosa
Terdapat banyak bukti dan dalil yang menegaskan pentingnya bagi umat Islam untuk melaksanakan sunat pada anak laki-laki mereka.
Perintah untuk melakukan khitan bagi umat Nabi Muhammad SAW secara spesifik disebutkan dalam beberapa hadis yang menguatkan pentingnya pelaksanaan sunat pada anak laki-laki. Salah satunya:
"Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Lima dari fitrah: memotong bulu kemaluan, khitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku," (HR Jama'ah).
Hadits yang diriwayatkan oleh al-Zuhri juga menjadi salah satu dasar penting dalam memperkuat kewajiban sunat yang artinya:
"Dari al-Zahri, dia berkata: Rasulullah saw., berkata: "Barang siapa yang masuk Islam maka berkhitanlah, walau sudah besar," (HR Harb bin Sufyan).
Terdapat beberapa doa yang dapat dibaca ketika menggelar walimatul khitan, yaitu acara perayaan sunnah yang dilakukan untuk merayakan proses khitan. Beberapa doa untuk khitan tersebut adalah
اَللَّهُمَّ هَذِهِ سُنَّتُكَ وَسُنَّةُ نَبِيِّكَ، صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَآلِهِ، وَاتِّبَاعٌ مِنَّا لِنَبِيِّكَ، بِمَشِيْئَتِكَ وَإِرَادَتِكَ وَقَضَائِكَ لِأَمْرٍ أَرَدْتَهُ وَقَضَاءٍ حَتَمْتَهُ، وَأَمْرٍ أَنْفَذْتَهُ، وَأَذَقْتَهُ حَرَّ اْلحَدِيْدِ فِيْ خِتَانِهِ وَحِجَامَتِهِ بِأْمْرٍ أَنْتَ أَعْرَفُ بِهِ مِنِّيْ
(Allāhumma hādzihī sunnatuka wa sunnatu nabiyyika, shalawātuka 'alayhi wa ālihī, wat tibā'un minnā li nabiyyika, bi masyī'atika, wa irādatika, wa qadhā'ika li amrin aradtahū, wa qadhā'in hatamtahū, wa amrin anfadztahū, wa adzaqtahū harral hadīdi fī khitānihī wa hijāmihī bi amrin anta a'rafu bihī minnī).
BACA JUGA:Tahajud Merupakan Sarana Dikabulkannya Doa, Berikut Penjelasannya
BACA JUGA:Agar Selamat dalam Penerbangan, Amalkan Doa Berikut Saat Naik Pesawat