Sekolah Kurang Perhatian

Kamis 28-03-2013,14:22 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

PUT, BE - Sejumlah sekolah yang berada di pedesaan sepertinya kurang mendapatkan perhatian.  Misalnya, gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 di Desa Taba Tinggi Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT), kondisinya sangat memprihatinkan. Pasalnya, salah satu ruang kegiatan belajar hampir mirip dengan kandang ternak.

Pantauan wartawan, pintu ruangan bolong, dengan engsel yang tidak lagi berfungsi baik. Jendela ruang belajar terpaksa harus ditutup dengan jaring kawat agar tidak dimasuki kelelawar dan hewan liar lainnya, itupun kondisi kawat sudah rapuh.

Kepala SDN 03 Taba Tinggi Simbang Aman kepada Bengkulu Ekspress, Rabu (27/3) menerangkan, gedung sekolah yang dibangun pada tahun 1984 tersebut, saat ini hanya memiliki 56 siswa.  Namun sudah cukup banyak alumni yang dulunya belajar di sekolah itu. \"Hingga saat ini sekolah kami sama sekali belum ada bantuan dari pemerintah, kondisinya kini apa adanya,\" ujar Simbang.

Dijelaskan Simbang, SDN 03 Taba Tinggi hanya memiliki 5 ruang kegiatan belajar, satu ruang belajar terpaksa dialih fungsikan sebagai ruang kantor dewan guru dan kepala sekolah. \"Kalau dari siswa, mana mungkin kami mampu menarik biaya, orang tua mereka saja susah kondisi ekonominya. Hanya bantuan pemerintah yang kami harapkan, dan kami sudah mengajukan bantuan untuk perbaikan sekolah kami,\" pinta Kepsek.

Kondisi yang sama juga terlihat di SDN 12 Desa Muara Telita Kecamatan PUT. Para siswa belajar di bawah ruangan kelas dengan kondisi plafon yang bocor, serta lantai berlobang dimankan usia.  Selain itu, letak sekolah juga cukup sulit dijangkau, berada di tebingan dengan ketinggian 60 meter dari jalan desa sehingga sangat sulit dilalui kendaraan. Saat hujan, siswa dan guru harus melepas sepatu karena kondisi jalan yang licin.

\"Salah satu guru kami pernah jatuh saat akan menuju gedung sekolah, karena kondisi jalan yang sulit di jangkau,\" ungkap Kepala SDN 12 Muara Telita Jumadi SPd.

Gedung sekolah, juga hanya memiliki 6 ruangan, sehingga hanya bisa dimanfaatkan 5 ruang untuk kegiatan belajar, 1 ruangan dijadikan kantor. \"Untuk mensiasati pemanfaatan ruang kelas, siswa kelas 2 masuk siang setelah kelas 1 selesai menggunakan ruangan untuk belajar,\" tambah Jumadi.

Terkait kondisi sejumlah sekolah di pedesaan yang kurang perhatian, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong Drs Syafewi meminta kepala sekolah untuk responsif melaporkan kondisi sekolah. \"Setiap tahun ada perbaikan sekolah dan pembangunan gedung baru. Hanya saja, tidak semuanya bisa dibantu sekaligus karena anggaran kita sangat terbatas,\" tutur Syafewi. (999)

Tags :
Kategori :

Terkait