Banyak suka duka yang telah ia alami selama menjadi petugas Lapas atau yang dikenal dengan masyarakat dengan istilah penjara.
Salah satu pengalaman yang takkan ia lupakan saat menangkap kembali narapidana yang kabur dari penjara. Ia dan 8 temannya yang lain harusn menaiki perbukitan yang melelahkan.
Mencekamnya lagi narapidana itu melawan. Pondok persembunyian narapidana tersebut dibakar. Namun, akhirnya hingga narapidana itu bisa ditangkap dan dijebloskan ke penjara kembali.
Bagaimana kisah selengkapanya ? Berikut laporannya
Doni Parianata,
Kota Bengkulu
Pria berkulit putih ini, sangat rama ketika menyambut jurnalis BE yang mewawancarainya di ruang kerja Tata Usaha Lapas Malabero Pada Sabtu (23/3) siang. Bapak dengan 2 putra ini dengan penuh semangat menceritakan kisahnya dalam menangkap Narapidana (Napi) yang melarikan diri. \"Waktu di Lapas Curup dulu, saya 3 kali terjun ke lapangan menangkap napi yang kabur dari LP\" ceritanya.
Menurut Suami Noviarti, PNS Di Kabupaten Kepahiang ini, salah satu penangkapan yang berkesan dan mencekam ketika dirinya bersama 9 rekannya Anggota LP Curup bertugas menangkap kembali Napi Komplotan Dwi Aksa dan Medi.
Saat itu kedua Napi itu kabur ke Desa Air Kelinsar Kecamatan Pasma. Selama 2 hari dirinya dan rombongan harus menghabiskan waktu di daerah perbukitan Desa Air Kelinsar tersebut.
Kedua Napi itu bersembunyi di salah satu pondok diperbukitan tersebut. Ditengah kondisi fisik Resman dan kawan-kawan yang lelah akibat menelusurii kawasan perbukitan. Saat Napi sudah terkepung, mereka bukannya menyerahkan diri, tetapi melakukan perlawanan untuk meloloskan diri. Saat itu suasana mencekam terjadi.
Target operasi Resman Hanafi dan tim melakukan perlawanan dengan membakar pondok yang ditempati itu. Namun Resman dan rekan tak mau menyerah. Dengan kondisi fisik yang tersisa terus berusaha menangkap buruannya ditengah kobaran api pondok yang dibajar itu. Berkat kerja kerjasama tim Lapas yang kompak, akhirnya satu Napi atas nama Dwi Aksa berhasil ditangkap kembali.
Selain kisah heroik itu, pria kelahiran 12 April 1976 ini juga menceritakan mengenai suka duka menjadi petugas lapas. Menurut bapak dari Alif Nofriawan (10) dan Afif Ibrahim (4) ini, hal yang membahagiakan dirinya terhadap profesi yang dijalaninya, ia mampu mengenal berbagai karekater manusia, mulai yang berkarakter lembut, hingga yang berkarakter keras dan tidak terkendali.
\"Sukanya kita bertambah banyak keluarga. Jika dilingkungan luar LP kita mengenal dan bergaul dengan orang-orang yang baik,didalam LP kita mengenal orang-orang yang sedang proses perbaikian. Tentunya karakternya sangat berbeda\". Jelas Pria yang tinggal di Jalan Iskandar Muda No 65 RT 11 Kelurahan Tengah Padang Kecamatan Teluk Segara ini.(**)