Kuning telur mengandung protein yang baik bagi kesehatan tubuh, makanan ini juga cocok dikonsumsi sebagai menu diet. Meski begitu, pengidap kolesterol tinggi perlu berhati-hati mengonsumsi kuning telur, khususnya jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Anda dapat membatasi untuk mengonsumsi satu butir telur dalam satu hari untuk menjaga kadar kolesterol dalam tubuh tetap seimbang.
Hal ini dikarenakan dalam satu kuning telur diketahui mengandung sekitar 186 miligram kolesterol. Jumlah tersebut telah melebihi setengah dari asupan harian kolesterol maksimal yang direkomendasikan yakni 150 miligram (kebutuhan kalori harian yang direkomendasikan adalah di bawah 300 miligram).
7. Udang
Meski dikenal rendah lemak, udang juga merupakan makanan yang mengandung kolesterol cukup tinggi. Di dalam 100 gram udang mentah terdapat 189 miligram kolesterol. Di mana angka ini lebih dari setengah asupan kolesterol harian yang disarankan. Itulah alasan mengapa udang menjadi salah satu pantangan kolesterol tinggi yang sebaiknya dihindari atau dibatasi konsumsinya.
BACA JUGA:Tenggorokan Kering, Ini Cara Mudah Mengatasinya
8. Makanan Manis
Beberapa makanan manis seperti cake, cookies, atau donat mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi karena campuran mentega di dalamnya.
Rasa manis dari makanan ini pun berasal dari gula yang dapat meningkatkan kadar trigliserida darah atau lemak darah (lipid).
Kedua hal tersebut termasuk dalam faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner.
Pengidap kolesterol tinggi disarankan untuk membuat makanan manis sendiri di rumah dengan bahan rendah lemak sekaligus rendah gula agar lebih sehat.
9. Sarden
Sama halnya dengan udang, sarden adalah salah satu makanan laut yang kaya akan kolesterol. Diketahui dalam 1 ons sarden terdapat sebanyak 40 miligram kolesterol.
Apabila dikonsumsi secara berlebihan, maka kadar kolesterol dalam tubuh akan meningkat lebih cepat. Terlebih lagi, makanan kaleng umumnya mengandung garam (natrium) yang tinggi sehingga dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Mengingat kondisi kesehatan setiap orang berbeda-beda, maka sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter seputar makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi. (*)