SURABAYA--Personal computer (PC) konvensional mungkin dianggap masyarakat awam sudah ketinggalan zaman. Namun, pendapat berbeda justru datang dari pelaku indsutri komponen PC. Salah satunya, Advance Micro Device (AMD). Produsen prosesor komputer tersebut masih yakin peran komputer masih belum bisa digantikan.
Distribution Sales Manager Indonesia AMD Intenrational Sales & Service, Ltd Frankie Widjaja menyatakan, industri komputer rakitan masih punya peluang untuk tumbuh. Hal itu terbukti dari kinerja penjualan komponen AMD di Indonesia. \"AMD sampai saat ini, kami masih memasok komponen prosesor dan kartu VGA ke Indonesia. Produk tersebut masih laku di toko-toko perakit komputer dan produsen notebook merek lokal,\" ujarnya saat temu pers di Surabaya, Rabu (20/3).
Dia menjelaskan, penjualan prosesor AMD di Indonesia sudah mencapai 210 ribu unit. Hal itu menyumbang setidaknya 20 persen dari total penjualan AMD di Indonesia. \"Dari lima varian prosesor kami, yang paling laku adalah varian Athlon. Sekitar 30 persen dari penjualan semua varian prosesor. Lalu disusul dengan produk terbaru kami APU dengan market share 20-25 persen,\" jelasnya.
Capaian tersebut, lanjut dia, berhasil menaikkan market share AMD di persaingan produk prosesor. Dulu, saat 2010, market share prosesor milik AMD masih sekitar 6 persen. \"Nah, menurut IDC (International Data Corporation), tahun lalu market share kami tumbuh menjadi 18 persen. Memang belum menjadi market leader, tapi itu menunjukkan bahwa produk kami bisa berkembang di Indonesia,\" ungkapnya.
Soal pasar, Frankie mengaku ingin fokus terhadap pasar luar kota besar. Sebab, bisnis di sektor kreatif seperti game, fotografi, grafis, atau musik justru sedang berkembang. \"Saat ini, ada empat kota yang menjadi pusat penjualan komponen AMD. Yakni, Yogyakarta, Surabaya, Bandung, dan Malang. Tahun ini, kami akan mengincar empat kota kecil. Salah satunya, Jember. Masyarakat daerah ini sudah menunjukkan pertumbuhan konsumsi IT,\" jelasnya. (bil