Asal Usul Gudeg: Makanan Legendaris Jogja yang Menggoda Selera

Kamis 31-08-2023,23:04 WIB
Reporter : Jamal Maarif
Editor : Jamal Maarif

BACA JUGA:Berdosakah Istri Ketika Menolak di Poligami?

Pada saat itu, Panembahan Senopati, Ki Ageng Panepak, Ki Ageng Pemanahan, dan tokoh-tokoh lainnya membuka hutan untuk mendirikan istana Yogyakarta. Ternyata, di dalam hutan tersebut terdapat banyak pohon nangka dan pohon kelapa.

Versi sejarah lain mengatakan bahwa Gudeg sudah ada pada masa kepemimpinan Sultan Agung Hanyokrokusumo, cucu Panembahan Senopati.

Gudeg menjadi makanan bagi para prajurit yang menyerang VOC di Batavia (kini Jakarta). Namun, versi ini diragukan karena pada saat itu, Gudeg yang ada masih dalam bentuk basah dan tidak tahan lama. Penyerangan ke Batavia memerlukan waktu yang lama dan jarak yang jauh.

BACA JUGA:Mau Kredit Motor Honda? Begini Cara Cek Simulasinya, Cuma Pakai HP

Versi sejarah lainnya menyebutkan bahwa Gudeg dikenal pada tahun 1819.Menurut Serat Centhini, pada masa itu Gudeg sudah menjadi makanan rakyat di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Perkembangan Gudeg

Nama "Gudeg" berasal dari cara pengolahannya, yakni dengan mengaduk-aduk bahan di atas kayu besar untuk mencegah bahan gosong. Gudeg menjadi makanan rakyat karena bahannya mudah ditemukan di halaman rumah orang Jawa.

Pohon-pohon nangka dan kelapa biasanya tumbuh di halaman rumah mereka. Pada awalnya, Gudeg yang dikenal adalah Gudeg basah atau nyemak. Namun, jenis ini memiliki kekurangan karena tidak tahan lama dan sulit dibawa dalam perjalanan jauh.

BACA JUGA:Pertalite Dihilangkan Tahun Depan, Digantikan Ini

Inovasi pun muncul untuk menghasilkan Gudeg kering yang tahan lama. Proses pengolahannya juga lebih lama, dimasak hingga kuahnya mengering. Rasanya lebih manis dan bisa bertahan hingga 24 jam atau lebih jika disimpan di lemari es. Saat ini, Gudeg juga telah mengalami inovasi lebih lanjut, seperti Gudeg kaleng.

Ciri Khas Gudeg Yogyakarta dan Surakarta

Gudeg tidak hanya terkenal di Yogyakarta, tetapi juga di Surakarta (Solo). Meskipun memiliki kesamaan, keduanya memiliki ciri khas tersendiri. Gudeg Yogyakarta memiliki warna coklat dan biasanya dibungkus dengan daun pisang atau daun kendal. Rasanya manis dengan tekstur yang halus, menandakan proses memasak yang lama. 

BACA JUGA:Trik Mudah Pinjam Uang di DANA Premium Langsung Cair

Di sisi lain, Gudeg Surakarta memiliki tampilan yang berbeda dengan warna putih dan kuahnya yang gurih. Gudeg Surakarta biasanya disajikan dengan ceker, daun singkong, dan kacang tolo. Bahkan, beberapa tempat di Surakarta menyajikan Gudeg dengan bubur lembut yang hangat.

Gudeg: Hidangan yang Dijadikan Kenangan

Kategori :