Ditemui BE, Kabid Pendidik dan tenaga Kependidikan Provinsi Bengkulu, H Irwan SE MM mengakui jumlah guru di Provinsi Bengkulu realitasnya kurang tetapi kenyataannya cukup. Hal ini disebabkan penumpukkan guru di sekolah yang letaknya di tengah-tengah kota/kabupaten khususnya di sekolah-sekolah favorit. Sehingga sekolah yang letaknya di pinggiran kota, khususnya didaerah yang terpencil menjadi sangat kekurangan guru.
\"Banyaknya jumlah guru dan distribusi guru yang tidak merata di beberapa kecamatan, misalnya untuk Kota Bengkulu. Sehingga terjadi penumpukkan guru di beberapa titik di ibukota kecamatan,\" katanya.
Dari data yang dihimpun, kekurangan guru terbanyak terjadi di Kabupaten Lebong. Akibatnya, pemerintah setempat membuka tes CPNS untuk menutupi kekurangan guru tersebut. Kekurangan ini bukan hanya dikarenakan penumpukan guru saja, namun juga dikarenakan mutasi guru dari Kabupaten Lebong ke kabupaten/kota lainnya. Disamping itu, perpindahan guru menjadi pejabat strutural pemerintahan juga menjadikan kekurangan semakin bertambah.\"Kekurangan guru di Lebong khusus di tingkatan SMA dan SMK,\" terangnya.
Disamping itu, kekurangan guru juga terjadi di bidang mata pelajaran. Khususnya mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK) ditingkat SD dan SMP. Dari hasil penelitiannya, sebagian besar guru yang ditugaskan menjadi guru BK bukanlah guru yang berlatar belakang BK. Akibatnya peran guru BK sebagai tempat curhatnya siswa tidak berjalan maksimal. \"Se-provinsi kita kekurangan 102 guru itu sudah termasuk guru BK,\" jelasnya.
Untuk itu, dalam penyebaran ini dibutuhkan peran serta pemerintah kabupaten/kota dalam melakukan pendistribusian guru secara merata. Kalau tidak dilakukan akan berdampak pada sekolah itu sendiri, baik disisi pembiayaan dan akademik guru. \"Bila sekolah kekurangan guru PNS, maka dibutuhkan tenaga honor dalam melengkapi kebutuhan pendidikan itu. Akibatnya, bantuan pemerintah sebagaian besar tersedot untuk membiayai gaji guru honor,\" tukasnya. (128)