Bom meledak di pusat kota Baghdad, Irak. Meledaknya bom ini bertepatan dengan digelarnya pertemuan antara Indonesia dan Irak dalam rangka membicarakan kerjasama di berbagai bidang ekonomi, terutama energi.
Delegasi dari Indonesia itu jumlahnya sekitar 50 orang yang berasal dari berbagai institusi, seperti Kementerian Koordinator perekonomian, Kementerian ESDM, PT Pertamina (Persero), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT INTI (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero) dan beberapa wartawan.
Pada saat terjadi ledakan sekitar pukul 15.00 waktu setempat, seluruh anggota delegasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa sedang berada di Green Zone Area, tepatnya di kantor Deputi Perdana menteri.
Delegasi melakukan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo bersama Deputi Menteri Perminyakan Urursan Operasi Hilir Irak Fayyadh Hasan Neema bersama Deputi Perdana Menteri Irak, Hussein Abdullah Al-Shahristani, Baghdad, Kamis (14/3/2013).
Green Zone ini adalah area yang paling aman di Irak. Untuk keluar masuk area ini saja dibutuhkan waktu yang lama dan sedikitnya ada lima checkpoint bagi kendaraan bermotor. Setelah bom meledak, akses keluar masuk area ini langsung ditutup.
Beberapa delegasi, termasuk Hatta, Karen dan Susilo langsung dibawa ke bandara untuk mengejar penerbangan pukul 17.30 waktu setempat. Sementara beberapa delegasi lainnya masih harus menunggu di zona aman itu sampai kondisi di luar lebih kondusif.
Pasalnya, untuk bisa kembali ke hotel diperlukan akses keluar dari zona aman yang baru dibuka jika keadaan sudah memungkinan. Para delegasi ini menginap di sebuah hotel yang letaknya hanya sekitar 1 km dari posisi ledakan bom.
Bom tersebut meledak di sekitar distrik Alawi, sangat berdekatan dengan kantor Kedutaan Besar RI untuk Irak. Kaca-kaca di kantor KBRI pun banyak yang pecah akibat ledakan tersebut.(**)