Mansa Musa, Manusia 'Terkaya' Sepanjang Masa, Raja Salman Kalah!

Rabu 10-05-2023,12:00 WIB
Reporter : Jamal Maarif
Editor : Rajman Azhar

BENGKULUEKSPRESS.COM - Saat ini, Raja Salman dari Arab Saudi disebut-sebut sebagai raja terkaya di dunia. Tetapi, jauh sebelum Raja Salman, ada raja yang jauh lebih kaya.

Gelar tersebut dipegang oleh Mansa Musa, penguasa Afrika Barat di abad ke-14 yang amat sangat kaya sampai-sampai saking dermawannya, sedekah yang ia berikan menghancurkan perekonomian suatu negeri.

"Jumlah kekayaan Musa jika dihitung di masa kini sungguh luar biasa sampai-sampai hampir mustahil untuk benar-benar memahami betapa kaya dan berkuasanya ia saat itu," ungkap Rudolph Butch Ware, guru besar sejarah di Universitas California, kepada BBC.

Mansa Musa "lebih kaya daripada apa yang orang bayangkan"," ujar Jacob Davidson yang menulis tentang raja Afrika tersebut untuk situs Money.com.

Pada situs web AS Celebrity Net Worth memperkirakan jumlah kekayaan Musa berada di angka US$400 miliar atau sekitar Rp5,72 kuadriliun, namun sejarawan ekonomi satu suara bahwa kekayaannya tak mungkin diejawantahkan ke dalam angka.

BACA JUGA:Gus Baha Ungkap Tanda Seseorang Akan Meninggal Dapat Dilihat dari Kakinya

Mansa Musa lahir tahun 1280 di keluarga para penguasa. Saudara laki-lakinya, Mansa Abu-Bakr, memerintah kerajaan mereka hingga tahun 1312, ketika ia turun takhta untuk pergi dalam sebuah ekspedisi. Menurut sejarawan Suriah abad ke-14, Shibab al-Umari, Abu-Bakr terobsesi dengan Samudera Atlantik dan segala sesuatu yang ada di baliknya.

Ia dikabarkan berangkat dalam sebuah ekspedisi dengan armada sebanyak 2.000 kapal serta ribuan pria, perempuan, dan budak. Mereka pergi berlayar, namun tak pernah kembali.

Beberapa sejarawan, seperti mendiang sejarawan Amerika Ivan Van Sertima, berasumsi bahwa rombongan Abu-Bakr berhasil mencapai Amerika Selatan. Namun tak ada bukti yang mendukung asumsi tersebut. Bagaimana pun, akhirnya Mansa Musa lah yang mewarisi takhta yang ditinggalkan sang saudara laki-laki.

Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Mali berkembang pesat. Ia berhasil menguasai 24 kota baru, termasuk Timbuktu.

Kerajaan tersebut membentang sepanjang 3.128 kilometer, dari Samudera Atlantik hingga daerah yang kini merupakan Niger, termasuk kawasan-kawasan yang kini menjadi Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Gambia, Guinea-Bissau, Republik Guinea, dan Pantai Gading. Dengan wilayah kekuasaan yang sangat luas, sumber daya alam yang dimiliki Kerajaan Mali pun sangat besar, termasuk emas dan garam.

Pada masa kekuasaan Mansa Musa, Kerajaan Mali memiliki hampir separuh jumlah emas yang beredar di kawasan Dunia Lama - negeri-negeri di Afrika, Asia dan Eropa - menurut British Museum.

Dan semuanya milik sang raja.
"Sebagai penguasa, Mansa Musa punya akses yang hampir tidak terbatas terhadap sumber-sumber kekayaan paling bernilai pada abad pertengahan," ujar Kathleen Bickford Berzock, yang merupakan spesialis seni Afrika di Block Museum of Art di Universitas Northwestern, kepada BBC.

"Pusat-pusat perdagangan besar yang menggunakan emas dan komoditas lain sebagai alat tukar juga berada di daerah kekuasaannya, dan ia memperoleh kekayaannya dari aktivitas perdagangan tersebut," tambahnya.

Perjalanan ke Mekah
Walaupun Kerajaan Mali menjadi sumber emas, kerajaan tersebut tidak banyak dikenal. Hal ini berubah ketika Mansa Musa, seorang Muslim yang taat, memutuskan untuk berhaji ke Mekah, melalui Gurun Sahara dan Mesir.

Perjalanan ke Mekah membuat Mali dan Mansa Musa dikenal dunia. Sang raja dikabarkan berangkat dari Mali bersama dengan rombongan berisi 60.000 orang.

Ia membawa serta seluruh pejabat dan hakim-hakim kerajaan, pasukan tentara, penghibur, pedagang, penunggang unta dan 12.000 budaknya, juga serobongan kambing dan sapi untuk persediaan makanan. Rombongannya tampak seperti sebuah kota yang bergerak melalui gurun.

Kategori :