BENGKULUEKSPRESS.COM - Mungkin saat ini kamu pasti bingung memilih investasi emas atau bitcoin, sebelum kamu memutuskan berinvestasi, kamu kenali dulu 4 perbedaanya. Emas merupakan salah satu bentuk investasi yang populer di masyarakat. Logam mulia ini dianggap sebagai aset yang nilainya tidak mudah turun.
Seiring berjalanya waktu, aset kripto seperti Bitcoin mulai dilirik sebagai pilihan instrument investasi oleh sejumlah calon investor, termasuk para investor Bitcoin Indonesia. Seperti emas, Bitcoin juga dianggap memiliki nilai aset yang tak mudah goyah sekalipun kondisi ekonomi sedang melemah. Dikarenakan sifat ini, Bitcoin kerap dijuluki sebagai “emas digital”.
Emas dan Bitcoin memang memiliki fungsi yang sama. Tetapi, untuk menentukan investasi yang lebih menguntungkan, kamu bisa mempertimbangkan hal yang Fintechpost.ID sudah rangkum buat kamu yang dikutip dari berbagai sumber.
BACA JUGA:Altcoin Berpotensi Melesat, Bitcoin Dibayangi Profit Taking
1. Bentuk aset
Selain populer sebagai perhiasan, emas juga merupakan pilihan investasi yang menguntungkan karena memiliki nilai yang lebih stabil. Aset investasi memiliki dua bentuk, yakni fisik berupa logam mulia dan digital. Untuk emas logam mulia, pemilik dapat menyimpannya sendiri atau di deposit yang disediakan lembaga keuangan. Sementara itu, bentuk fisik dari emas digital disimpan di lembaga penjaminan. Dan Bitcoin hanya berbentuk digital. Oleh karena itu, Bitcoin berbentuk saldo yang disimpan dalam buku besar publik bernama rantai-blok atau blockchain. Bitcoin biasanya disimpan di dalam komputer pribadi dengan file wallet.
2. Ketersediaan aset
Pada zaman dahulu, emas kerap digunakan sebagai mata uang dengan nilai besar. Hal ini membuat logam mulia tersebut menjadi pilihan investasi. Bukan tanpa alasan juga emas disebut sebagai logam mulia. Emas berasal dari sumber daya alam terbatas dan langka yang ketersediannya tidak diketahui secara pasti. Berbeda dengan emas, Bitcoin merupakan aset digital yang bisa diketahui jumlahnya. Para investor juga bisa mengetahui jumlah Bitcoin yang beredar di pasaran secara transaparan. Dengan mengetahui jumlah Bitcoin tersisa, para investor akan lebih mudah memperhitungkan waktu Bitcoin akan habis. Selain itu, investor juga bisa melihat prospek atau perubahan harga Bitcoin pada masa depan.
3. Penetapan harga beli dan jual
Seperti yang diketahui bersama, harga emas dipengaruhi oleh sejumlah hal, seperti ketidakpastian kondisi global, penawaran dan permintaan emas, kebijakan moneter, inflasi, serta nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS). Saat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah, harga emas berpotensi mengalami kenaikan. Sementara itu, ketika inflasi meningkat, harga emas pun juga akan lebih mahal. Hal tersebut tidak berlaku pada Bitcoin. Aset kripto ini tidak memiliki sistem terpusat yang mengatur harga beli dan jual. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga Bitcoin adalah perubahan pasar ekonomi, misalnya penurunan nilai aset investasi lain dan inflasi.
Harga Bitcoin juga bisa dipengaruhi oleh media sosial. Investor ritel kerap terpengaruh oleh tokoh atau influencer ternama. Harga Bitcoin juga bisa ditentukan oleh permintaan industri keuangan tradisional dan perusahaan besar.Semakin banyak orang atau perusahaan yang membeli Bitcoin, maka nilainya akan semakin tinggi. Begitu pula sebaliknya.
4. Faktor risiko
Emas dinilai memiliki harga yang lebih stabil. Kendati demikian, terdapat beberapa risiko investasi yang perlu diwaspadai. Salah satunya emas palsu. Jika tidak memahami kandungan dan kadar emas, investor berisiko tertipu dengan keberadaan emas palsu. Sementara salah satu risiko dalam investasi Bitcoin adalah nilai yang lebih volatile ketimbang emas. Secara umum, harga Bitcoin dan aset kripto bisa mengalami penurunan hingga lebih dari 20 persen dalam suatu waktu. Meski demikian, investor terkadang bisa mendapat keuntungan berlipat secara cepat. Dan risiko lainnya tidak ada jaminan aset dari investasi yang ditanamkan. Peretasan pun bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan investor kehilangan Bitcoin.(**)