Fatimah al-Fihri, Muslimah Pertama Pendiri Universitas di Dunia

Rabu 19-04-2023,12:00 WIB
Reporter : Jamal Maarif
Editor : Jamal Maarif

BENGKULUEKSPRESS.COM - Dunia pendidikan saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Saat ini universitas-universitas ternama di dunia saling bersaing menciptakan lulusan handal dibidangnya.

Namun tidak banyak yang tahu, keberadaan universitas di dunia ini tidak terlepas dari peran umat muslim, sejak beberapa abad lalu. Seperti yang dilansir dari laman suaramuhammadiyah.id dan laman republika.co.id.

Nama Fatimah al-Fihri, hampir terlupa dalam dunia pendidikan. Padahal dialah muslim pertama yang mendirikan perguruan tinggi. Dengan latar belakang sebagai pedagang, ia berhasil membangun masjid yang kemudian menjadi universitas. 

Fatimah al-Fihri mempunyai saudara perempuan yang bernama Maryam. Kakak-beradik ini memperoleh pendidikan mumpuni. Mereka berdua tumbuh dalam lingkungan cinta ilmu, mencintai ilmu-ilmu keagamaan dan juga ilmu umum atau sains, khususnya arsitektur dan bangunan.

BACA JUGA:Pesan Ustadz Adi Hidayat Jangan Berlama-lama di Kamar Mandi, Tempat Bersarang Setan

Di masa Raja Idris ll, awal abad ke-9, Fatimah beserta keluarganya hijrah dari Qayrawan (Tunisia), ke Kota Fez di Maroko. Fez kala itu terkenal sebagai kota metropolitan, dengan penduduk muslim non-Arab. Kota yang sangat maju. Aktivitas ekonomi saat itu berkembang sangat pesat. Menariknya, di sana terjadi harmoni antara kebudayaan kosmopolitan dan budaya tradisional. Dari sini, Kota Fez berkembang menjadi salah satu kota muslim yang berpengaruh besar dan diperhitungkan.

Bangun Masjid dan Universitas

Di Kota Fez, keluarga Fatimah al-Fihri terus mengembangkan sayap bisnis. Mereka menjadi pengusaha muslim yang sukses. Harta kekayaannya melimpah. Namun, dalam waktu yang tidak terlalu lama, Fatimah muda ditinggal oleh ayah dan suaminya tercinta.

Tinggallah Fatimah bersama saudara kandungnya, Maryam. Dua wanita muda ini sepakat akan menggunakan semua warisan kedua orangtuanya untuk membangun masjid dan universitas. Mereka bergaul dengan semua lapisan masyarakat tanpa memandang kelas sosial. Sejak awal menetap di distrik barat Kota Fes, Maroko, Fatimah dan Maryam mempunyai tekad dan cita-cita untuk kemajuan masyarakat di kota tersebut.

Fatimah memilih untuk membangun masjid, yang dinamakan al-Qarawiyyin (terkenal juga dengan julukan Masjid Jami’ al-Syurafa’). Sementara Maryam membangun masjid al-Andalus, di Spanyol. Dua masjid ini kemudian bertransformasi menjadi universitas, yang kelak menjadi kiblat dunia pendidikan modern. Mulai dari kurikulum, sistem pengajaran, sampai ke urusan simbol akademik. Hingga kini, pakaian mahasiswa (toga) a la Fatimah al-Fitri masih dipakai oleh kampus-kampus di segenap penjuru dunia. Toga yang berbentuk segi empat itu merupakan simbol yang diinspirasi dari bentuk Kakbah di Makkah, sebagai kiblat umat Islam.

Pembangunan Masjid al-Qarawiyyin dimulai pada Ramadhan 245 H/859 M. 

Fatimah turut serta mengontrol dan mengarahkan semua hal yang berhubungan dengan pembangunan Masjid al-Qarawiyyin. Mulai dari pemilihan lokasi strategis hingga terkait dengan arsitektur bangunannya. Konon, Fatimah gemar berpuasa sunnah selama pembangunan berlangsung. Seluruh biayanya berasal dari kantong pribadinya. Dua tahun kemudian, tepatnya pada 861 M, masjid megah al-Qarawiyyin dapat berdiri tegak dan mulai beroperasi.

BACA JUGA:Cara Bedakan Bisikan Hati, Bisikan Malaikat dan Bisikan Setan Kata Ustadz Abdul Somad

Di Masjid al-Qarawiyyin inilah dilangsungkan sistem pendidikan formal setingkat universitas. Masjid ini menjadi cikal berdirinya Universitas al-Karaouine (al-Qarawiyyin) di Fez, Maroko. Setelah beberapa waktu, barulah dibangun kelas dan ruang belajar. Guiness Book of World Records pada tahun 1998 mencatat universitas ini sebagai kampus tertua di dunia. Jauh sebelum lahirnya Universitas al-Azhar Mesir, Universitas Cambridge, Harvard, Oxford, dan yang lainnya. Di Eropa sendiri, University of Bologna di Italia baru berdiri pada abad ke-11 M. Kemudian diikuti oleh University of Paris di Prancis dan Oxford University di Inggris pada abad ke-12 M.

Tak lama, Masjid al-Qarawiyyin menjadi salah satu tujuan para penuntut ilmu dari berbagai penjuru, mulai Maroko, Jazirah Arab, bahkan Eropa dan Asia. Jumlah mahasiswanya pada abad ke-14 M sudah lebih dari 8.000 orang. Pada masa al-Murabithi berkuasa, para ulama diberi tugas mulia untuk mengajar di Universitas al-Qarawiyyin. Kota itu berubah menjadi kota yang dipenuhi oleh aktivitas keilmuan (nasyr al-ilm wa thalab al-ilm). Sedemikian pesatnya penyebaran ilmu pengetahuan, Kota Fez mampu bersanding dengan pusat ilmu tersohor pada masa itu, yakni Cordova. Adapun di antara cabang ilmu yang diajarkan di Universitas al-Qawariyyin meliputi ilmu tafsir, fiqih, bahasa Arab, kedokteran, matematika, filsafat, musik, sejarah, kimia, astronomi, retorika, dan arsitektur.

Kategori :