BENGKULUEKSPRESS.COM - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Bengkulu, terus memaksimalkan budidaya ikan sistem bioflok di Bengkulu. Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk mewujudkan program ketahanan pangan daerah.
Kepala DKP Provinsi Bengkulu Syafriandi mengatakan, budidaya ikan air tawar dengan menggunakan sistem bioflok akan terus dimaksimalkan di Bengkulu. Bahkan program tersebut akan disebar ke empat kabupaten dengan alokasi pembibitan sebanyak 50 lokasi bioflok.
"Budidaya ikan bioflok ini nantinya disebar ke beberapa kabupaten dengan alokasi pembibitan sebanyak 50 lokasi bioflok yang tersebar di Kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Rejang Lebong, dan Lebong," kata Syafriandi, Selasa (21/2).
Lebih lanjut, Syafrinadi mengaku, program budidaya ikan sistem bioflok di Bengkulu akan didukung dengan penyediaan pakan dan 250 ribu ekor bibit ikan Nila dan Lele. Dengan nilai anggaran yang mencapai sekitar Rp 1,5 miliar.
BACA JUGA:Nasib Perusahaan Tambang Batubara di Kawasan TWA Seblat Tunggu Ombudsman
BACA JUGA:Calon Komisioner KPU Hanya Diambil 50 Besar, Berdasarkan 4 Penilaian
"Fasilitas yang diberikan berupa bibit dan pakan pemula bersamaan dengan pemberian bibit. Pakan tersebut hanya diberikan di awal saja, tidak sampai panen," kata Syafriandi.
Nantinya, program budidaya ikan sistem bioflok ini juga berlaku untuk kelompok budidaya yang belum memiliki kelompok usaha bersama (KUB) atau legalitas seperti akta notaris. Ini kesempatan yang baik bagi kelompok budidaya ikan untuk ikut menjadi bagian dari budidaya ikan sistem bioflok.
"Tentu saja program budidaya ini untuk kelompok budidaya ikan di Bengkulu, kita harapkan banyak yang menjadi tertarik menjadi pembudidayanya nanti," tuturnya.
Selain itu, Syafriandi mengaku, program ini tidak hanya fokus pada budidaya ikan nila dan lele saja. Tetapi juga mencakup budidaya udang vaname.
"Budidaya bioflok air tawar termasuk nanti budidaya udang vaname. Tapi itu akan kita lakukan di APBD Perbaikan. Sehingga di tahun 2024, sudah bisa dipanen," jelas Syafriandi.
Syafriandi menjelaskan, budidaya ikan dengan sistem bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme seperti bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, yang tergabung dalam gumpalan flok. Dengan bantuan organisme tersebut maka dapat membuat budidaya ikan menjadi lebih mudah dan hasil yang maksimal.
"Budidaya ikan sistem bioflok ini lebih baik dibandingkan budidaya ikan biasa, karena akan lebih mudah dan hasilnya bisa lebih maksimal," jelasnya.
Ia berharap, program budidaya ikan sistem bioflok ini dapat meningkatkan produksi ikan air tawar di Provinsi Bengkulu dan juga memperkuat ketahanan pangan daerah. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan produksi ikan dan membuka peluang usaha bagi para peternak ikan di Bengkulu.
"Semoga program ini bisa meningkatkan produksi ikan sekaligus membuka peluang usaha bagi peternak ikan di Bengkulu," tutupnya.(999)