BENGKULUEKSPRESS.COM - Warga Kabupaten Bengkulu Utara (BU), Rabu (1/2/23) malam, sekitar pukul 23.00 Wib heboh terhadap adanya informasi dari sosmed adanya 3 orang warga yang diduga menjadi komplotan penculikan anak diamankan di Kantor Desa Talang Rendah Kecamatan Hulu Palik Kabupaten BU.
Namun setelah ditelusuri atas informasi tersebut, bahwa ketiga warga tersebut yakni Tentrem (43) dan Hesti (14) warga Desa Hulu Danau serta Erna (39) warga Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu tengah yang diduga menjadi kompolotan penculikan anak tersebut tidak benar alias hoaks.
Kapolres BU AKBP Andy Parmudya Wardana SIK MM melalui Kasi Humas Polres BU, AKP Mukh Asnawi saat ditemui BE, Kamis (2/2/23), mengatakan, ketiga orang tersebut merupakan warga dari Kabupaten Bengkulu Tengah yang berprofesi sebagai pengemis.
Berdasarkan informasi ketika perempuan yang salah satunya bahkan dalam posisi hamil berjalan kaki dari arah Lubuk Durian menuju Arga Makmur.
BACA JUGA:2 Pembunuh Penjaga Kebun Petai Ditangkap
BACA JUGA:Soal Kemacetan Truk Batubara, Begini Regulasi Pemprov Bengkulu
Lantaran warga merasa curiga dikarenakan lagi viralnya tentang kasus penculikkan anak, akhirnya diamankan di kantor Desa Talang Rendah.
"Tidak benar berita tersebut, karena setelah kita melakukan pemeriksaan bahwa ketiga warga yang semuanya perempuan tersebut bahkan salah seorang sedang hamil merupakan warga Kabupaten Benteng yang bekerja sebagai pengemis," kata AKP Asnawi.
Terkait dengan hal tersebut, dirinya pun mengimbau kepada masyarakat Kabupaten BU agar tidak mudah percaya terhadap informasi-informasi yang belum jelas kepastian, tetapi harus tetap selalu waspada terhadap adanya dugaan aksi penculikan anak yang saat ini memang sedang marak di tengah masyarakat.
"Ya, dengan adanya kejadian ini kita imbau kepada masyarakat agar tidak langsung percaya dengan informasi yang belum jelas kepastiannya. Namun tetap masyarakat agar selalu waspada," ungkapnya.
Untuk diketahui ketiga orang tersebut oleh SPKT Polres Bengkulu Utara diamankan untuk dikembalikan ke desanya, berkoordinasi dengan kepala desa masing-masing.(127)