BENGKULUEKSPRESS.COM - Selama ini Harpitnas atau Hari Kejepit Nasional sering menjadi guyonan atau kelakar. Mengingat banyak pegawai sering kali sengaja tidak masuk kerja dihari kerja namun terjepit di hari libur.
Namun kedepan Harpitnas ini bisa menjadi hari libur karena sedang diusulkan oleh pemerintah untuk jadi tanggal merah. Targetnya supaya pariwisata dalam negeri meningkat.
Dalam diskusi yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenkomarves) bersama ASTINDO, PHRI dan Kemenparekraf, serta media pada Kamis (12/1/2023), pemerintah menegaskan lagi program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) sebagai strategi kebangkitan pariwisata.
Salah satu yang tengah mengemuka adalah berkaitan dengan wacana harpitnas menjadi tanggal merah.
BACA JUGA:Kapan ASN PPPK Terima Gaji Perdana beserta Tunjangannya? Ini Jadwalnya
BACA JUGA:Bank Mandiri Buka Lowongan 2023, Segera Daftar dan Dapatkan Gaji Terbaiknya
Diskusi itu merespons usulan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (menparekraf) Sanidga Uno. Sandiaga menakar bahwa harpitnas menjadi menjadi salah satu cara untuk mendongkrak perjalanan wisata domestik pada 2023 ini.
Dalam programnya, BBWI akan berfokus pada empat strategi utama, yaitu kampanye masif, integrasi paket wisata, transportasi, dan aspek keberlanjutan.
Dari diskusi itu muncul sejumlah catatan, yakni kajian tentang manfaat dan kerugian andai harpitnas menjadi hari libur. Kemudian, tentang mekanisme hari libur harpitnas itu semata-mata akan menjadi tanggal merah atau masuk dalam daftar cuti bersama.
Kesiapan pelaku wisata, terutama ASN, untuk lebih sering pelesiran juga menjadi pertimbangan. Selain itu, kemampuan destinasi wisata menampung turis lokal dab akses menuju objek wisata juga perlu diperhitungkan.
Sementara itu, Pemerhati Pariwisata Universitas Airlangga (Unair), Novianto Edi Suharno menyatakan, harpitnas itu memang dapat mendorong masyarakat untuk berwisata ke tempat yang lebih jauh, bahkan menginap.
"Adanya hari libur tadi memungkinkan wisatawan melakukan pergerakan ke tempat-tempat wisata dalam jumlah yang relatif banyak," ujarnya dilansir dari laman Unair.
Novianto mengatakan, Harpitnas bisa meningkatkan produktivitas kerja. Sebab, menyeimbangkan liburan dan bekerja akan meningkatkan fokus dan menghilangkan stress. Hal tersebutlah yang diharapkan ketika kembali bekerja.
"Bahkan di beberapa penelitian disebutkan, kalau memang seimbang antara libur dan masa kerja atau jam kerja itu bisa meningkatkan produktivitas individu sampai dengan 80 persen," ucapnya.(**)