BENGKULU, BENGKULUEKSPRESS.COM - Sebanyak 524 orang guru honorer yang lulus passing tahun 2021 lalu mendatangi DPRD Provinsi Bengkulu minta kejelasan, karena hingga saat ini mereka tidak kunjung diangkat.
Kedatangan para guru ini diterima langsung oleh Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu yang dipimpin Wakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Septi Yuslina. Dalam kesempatan itu, Septi berjanji, DPRD Provinsi Bengkulu akan mengundang dinas terkait di jajaran Pemerintah Provinsi Bengkulu.
"Kami akan mengundang Kepala Dinas Dikbud, BKD dan juga kepala BPKAD untuk duduk bersama termasuk dengan mereka juga, supaya jelas kenapa Pemprov tidak menganggarkan," ungkap Septi, Selasa (27/9/2022).
Kemudian Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Badrun Hasani, yang juga ikut menerima audiensi Persatuan Guru Lulus Passing grade tahun 2021, menyampaikan, akan segera menindaklanjuti dengan meminta kelengkapan data 524 tenaga guru honorer tersebut.
BACA JUGA:Polda Bengkulu Didatangi Massa, Didesak Selesaikan Belasan Kasus
"Langkah pertama kita akan meminta data 524 orang tersebut, masa tugasnya kapan, sudah berapa tahun, bertugas dimana. Kemudian baru kita adakan rapat untuk memetakan masalah tadi dan akan kita urai supaya tidak terjadi lagi," pungkas Badrun.
Di sisi lain salah seorang tenaga honorer, Elmawati yang tergabung dalam Persatuan Guru Lulus Passing Grade Tahun 2021, mengatakan, sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Bikrokrasi (Permen PANRB) Nomor 20 tahun 2022 Tentang Pengadaan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) bahwa untuk jabatan fungsional guru pada instansi daerah tahun 2022 Pemerintah Provinsi Bengkulu dikabarkan tidak mangajukan formasi yang guru untuk tahun ini.
Kegusaran akan hal itulah, menurut Elmawati yang mendorong pihaknya untuk menemui DPRD Provinsi Bengkulu. Karena menurutnya Menteri Pendidikan sudah mengatakan akan dilakukan pengangkatan tahun 2022, bagi guru honorer yang lolos passing grade.
"Mendikbud sudah mengatakan, untuk yang lolos passing grade akan diangkat tahun 2022 ini. Kita sudah melakukan penelusuran ke Dikbud dan BKD dan menurut mereka masalahnya keterbatasan anggaran. Kita juga sudah minta audiensi ke Gubernur tapi belum ada jawaban," tutur Elmawati.
Di tengah kenaikan biaya kebutuhan hidup saat ini, gaji yang diterima guru honorer sangat tidak sepadan. Masih sangat jauh dari Upah Minimum Provinsi Bengkulu.
"Tidak menentu, tergantung jumlah siswanya. Kadang bisa sampai Rp700 ribu sampai Rp800 ribu," ujar Elmawati.
Belum lagi, untuk tenaga honorer guru di sekolah swasta sangat bergantung dari jumlah siswa. Sedangkan minat untuk masuk ke Sekolah swasta sangat jauh berkurang saat ini.
"Apalagi sekarang mau dikurangi lagi, karna siswa berkurang kalau untuk swasta. Selain mengajar di sekolah, kita juga mengajar private dan seperti saya lulusan pendidikan agama juga ngajar mengaji," terang Elmawati.
Guru honorer yang sudah mengabdi selama 28 tahun dan saat ini mengajar di SMK-S 9 Muhammadiyah Kota Bengkulu ini berharap akan ada kejelasan terkait masalah ini.
"Saya berharap setelah ini ada kemajuanlah, jangan selesai sampai disini saja. Untuk mereka yang lulus passing grade bisa ditempatkan sesuai tempatnya, karena sudah tidak layak dengan gaji segitu dengan kehidupan sekarang. Paling tidak bisa sama dengan ASN dan PPPK, intinya bisa mensejahterahkan," tutup Elmawati.(Suary).