Terjebak Sementara itu, Safar (50) warga setempat menceritakan memiliki versi lain soal meninggalnya Edi Bagong. Dijelaskannya, pada saat peristiwa perampokan, Edi diminta untuk menemani sebuah mobil jenis Avanza melintas di jalan lintas Curup-Lubuklinggau. Diperjalanan, Edi malah terjebak dalam bentrok yang terjadi antara beberapa warga dengan polisi, hingga akhirnya Edi menjadi korban salah tembak.
Dua Kali Dihadang Sementara itu sopir bus PO Doa Bersama, Jurmin (37) warga Seginim, Bengkulu Selatan, saat ditemui koran ini mengungkapkan busnya 2 kali dihadang dan dirampok, dini hari, kemarin. Kejadian pertama saat melintas di Desa Kepala Curup. Segerombolan berdiri di tengah jalan menghadang laju kendaraan. Setelah berhenti, beberapa pelaku menghampiri Jurmin dan meminta sejumlah uang. Karena merasa khawatir, dirinya lantas memberikan uang yang diminta pelaku tersebut. “Daripada terjadi ada apa-apa ya saya kasih saja uang yang mereka minta itu,” ujar Jurmin. Setelah itu, mobil kembali melaju. Belum jauh berjalan tepatnya di Desa Pelalo Kecamatan Sindang Kelingi, bus yang dikemudikannya kembali dihadang. Kali ini, pelaku menghadang dengan melintangkan 3 unit motor di tengah jalan. Jurmin lantas menghentikan kembali laju kendaraannya. Pelaku kembali menghampiri dan meminta sejumlah uang. Jurmin menolak permintaan pelaku karena saat itu uang yang dimiliki olehnya sudah diberikan semuanya kepada pelaku yang menghadang mobil pertama kali. Merasa keinginannya tidak terpenuhi, pelaku lantas marah dan melempari mobil bus dengan batu. Sementara, pelaku lainnya naik ke dalam bus dan mengambil barang-barang yang dimiliki oleh penumpang. “Uang saya sudah tidak ada lagi. Sudah diambil oleh pelaku pertama, malah penumpang saya yang jadi korban,” ujar Jurmin.
Brimob Dikerahkan
Dampak dari kejadian itu, warga kembali melakukan pemblokiran jalan dengan mengunakan pohon di tengah jalan. Dua kompi Brimobda dari kompi A dan B Polda Bengkulu sudah dikerahkan ke TKP. \" Jika hingga batas waktu yang ditentukan, warga tidak juga mau membuka blokir jalan itu, maka kita yang membukanya. Kita tidak akan main - main lagi dalam menumpas aksi kejahatan di daerah perbatasan itu, \"tegas Kabid Humas Polda Bengkulu, AKBP Hery Wiyanto, SH
Untuk menjamin keamanan di daerah yang sejak dari zaman dahulu merupakan daerah rawan perampokan itu. Pihaknya, akan melakukan patroli dalam waktu 1 jam sekali di daerah perbatasan Linggau - Curup tersebut. \"Apa perlu disepanjang jalan lintas itu,kita siagakan petugas dengan peralatan lengkap. Sehingga, penguna jalan dapat nyaman,\" pungkasnya.
Mediasi Usai kejadian Kades Belitar Muka Suryono, mantan anggota DPRD RL Jimat dan perwakilan keluarga melakukan mediasi di Mapolsek Sindang Keling bersama Kapolres RL dan beberapa petinggi polisi lainya. Tidak jelas hasil mediasi yang berlansung selama dua kali tersebut. Mediasi pertama perwakilan keluarga dan kepala desa kembali ke rumah duka Edi Bagong untuk menyampaikan hasil pertemuan. Kemudikan kembali lagi untuk melanjutkan kesepahaman. Namun kabar yang beredar, sebagai bentuk turut berbela sengkawa polisi memberikan bantuan uang duka untuk keluarga korban. Ditemui Kapolres RL AKBP I Ketut Yudha Karyana SIK menerangkan, pihaknya tetap bersikukuh korban penembakan merupakan salah satu pelaku kejahatan di jalan lintas Curup-Lubuklinggau. Ia menerangkan penembakan terjadi setelah terjadi perampokan terhadap mobil bus yang membuat penumpangnya dijarah dan terluka. Pantauan wartawan, akses jalan yang sempat ditutup sekitar pukul 14.30 WIB mulai dibuka. \"Kita melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat agar jalan dibuka. Tetapi untuk tindakan kejahatan tetapi kita lakukan tindakan tegas,\" tuturnya. Sementara Suryono dikonfirmasi wartawan menerangkan, pihaknya sama sekali tidak mengetahui kronologis kejadian. \"Sekitar pukul 02.30 WIB, saya mendapatkan telepon dari Kepala Desa Cahaya Negeri, yang mengabarkan ada warga saya yang tertembak. Makanya saya ke lokasi melihat warga saya sudah tidak bernyawa dan langsung saya bawa ke rumah duka,\" tuturnya. Begitu pula ibu korban, Sutarti (51) ditemui wartawan di rumah duka kemarin. Ia mengaku sedang tidak berada di kediamannya, dan sedang berada di rumah anaknya yang lain. \"Tiba-tiba saja saya mendapatkan telepon, yang menyampaikan anak saya kena tembak. Terus saya pulang dan melihat kebenaran anak saya sudah meninggal dunia,\" tuturnya.
TNI Mendukung
Di bagian lain TNI mendukung Polri tindak tegas pelaku kriminal di kawasan tersebut. Apalagi, sudah sangat meresahkan masyarakat, sehingga perlu langkah-langkah tegas oleh aparat keamanan. TNI sejauh ini siap menerjunkan personil, sepanjang diminta oleh Polda Bengkulu. Ini disampaikan Danrem 041 Gamas Bengkulu Kolonel Infantri Sofwat Nasution melalui Kapenrem 041 Gamas Bengkulu Mayor Onsonuni, kemarin. \"Sejauh ini, TNI mendukung tindakan yang telah diambil oleh kepolisian. TNI juga siap menerjunkan personil, tentunya harus sesuai dengan prosedur,\" katanya. Ia membantah isu beredar jika TNI telah melakukan penembakan di Binduriang Rejang Lebong. Sebab, saat ini pasukan personil TNI Jaya Yudha, sedang menuju ke Papua melakukan pengamanan di perbatasan. \"Yang ada disana hanya Koramil dan Babinsa, tapi mereka tidak dipersenjatai. Jadi tidak benar kalau ada TNI melakukan penembakan. Mau nembak pakai apa, senjatanya tidak ada,\" katanya. Berdasarkan informasi yang diterimanya, bahwa kronologis kejadian penembakan berawal adanya perampokan bus di desa Binduriang. Kemudian, atas kejadian tersebut korban perampokan melapor ke Polsek. \"POles kemudian melapor ke Polres, kemudian mereka melakukan patroli. Tiba-tiba, petugas patroli (Polisi) dilempari. Kalau terjadi penembakan, polisi tidak salah, itukan akibat dari kriminalitas itu,\" katanya. Ia mengatakan tidak ada warga negara yang bebas terhadap penegakan hukum. Kriminalitas yang meresahkan harus ditindak tegas. \"Karea itu, kami mendukung langkah-langkah yang sudah dilakukan polisi,\" katanya. (999/111/100)