Bengkulu, bengkuluekspress.com - Langkanya bahan pokok seperti minyak goreng (migor) disejumlah perusahaan retail maupun toko kelontongan atau pasar membuat sejumlah pedagang mengeluh, bahkan harus menutup usaha dalam berdagang. Senin (7/3). Seperti yang dirasakan oleh salah satu pedagang kecil yang berjualan pisang geprek di Jalan H. Adam Malik No.9, Gading Cempaka Kota Bengkulu bernama Hendro. Ia mengungkapkan, sulitnya mendapatkan minyak goreng membuat dirinya menaikkan harga pisang geprek yang ia jual. Bahkan, tak jarang ia harus menutup usahanya sembari menunggu harga minyak goreng kembali normal. “Sekarang susah, sejak minyak langka ini kita terpaksa menaikkan harga untuk mengimbangi biaya pembelian minyak goreng yang mahal. Sebelum langka perhari saya menggunakan 6 sampai 8 liter per hari. Sekarang hanya 2 liter,” kata Hendro. Lebih lanjut, selain merasakan langkanya minya goreng. Hendro juga mengatakan bahwa ketersediaan minyak goreng yang ada membuat harga melambung tinggi dan jauh dari harga eceran. “Ada yang jual minyak goreng namun harganya mencapai Rp. 45 ribu per satu liter kemasan, minyak goreng ini pun didapat harus ke warung kelontong yang berada di pelosok pemukiman,” sambungnya. Disisi lain, pedagang gorengan yang berjualan di kawasan Singaran Pati kota Bengkulu harus menutup sementara usahanya. Hal itu disampaikan Ikhsan karena tak kebagian minyak goreng yang menjadi bahan paling penting dalam ia berdagang. Sedangkan, dengan melambungnya harga jual minyak goreng dipasaran membuat dirinya tidak sanggup membeli. Sedangkan kalau harga di naikkan juga tidak sebanding dengan biaya produksi. \"Sementara kita tutup dulu, bagaimana kita mau jualan untuk mendapatkan minyak goreng pun susah apalagi harganya terlalu mahal, padahal usaha kita ini membutuhkan minyak goreng,” tutup Ikhsan. (TRI)
Pedagang Gorengan Gulung Tikar
Senin 07-03-2022,15:39 WIB
Editor : Rajman Azhar
Kategori :