BENGKULU BE - Kepiting bakau adalah sejenis kepiting yang hidup di ekosistem hutan bakau dan estuaria, anggota suku Portunidae. Kepiting yang mempunyai nilai ekonomis penting ini didapati di pantai-pantai salah satunya pantai di Provinsi Bengkulu. Kepiting bakau ini memiliki ukuran yang besar sehingga laris manis di pasaran.
Ruslih (55) salah satu pembudidaya kepiting Bakau, yang terletak di jalan Kecamatan Bangkahan Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Usaha ini sudah didirikannya sejak 11 tahun yang lalu dengan luas sekitar 13 hektar yang memiliki 3 pengurus bibit kepiting yang diambil berasal dari Lampung.
“Namun ditambak ini sering mengalami kerugian dikarenakan meluapnya air tambak dikarenakan hujan deras sehingga mengakibatkan kepiting banyak yang terbuang,”Ujar Ruslih, Senin (21/02).
Untuk cara pembudidaya kepiting Bakau ini tidak lah sulit hal penting yang harus dilakukan seperti Mutu air cukup baik, dengan suhu air 25 – 30 derajat celcius, lokasi budidaya mudah diawasi, substrat dasar tambak adalah lumpur berpasir, untuk system keramba harus terhindar dari banjir dan mudah dijangkau oleh pasang surut yang merupakan wilayah penangkaran kepiting.
“Disini banyak juga kepiting yang mati penyebab nya pun belum diketahui dikarenakan disini belum ada dokter spesialis kepiting,”katanya.
Pakan pokok kepiting Bakau adalah ikan campah, terong-terongan, dan anak pinang. Sedangkan untuk perminggunya kepiting Bakau diberi makan 1 minggu sekali sebanyak 80 kg sampai 100 kg. Cara ini dilakukan agar tidak merugikan dalam memberi makan kepiting Bakau.
Biasanya untuk hasil panen dalam 3 bulan sekali bisa menghasilkan 400 kg dengan ukuran yang berbeda-beda harga satu kepiting berukura paling besar dijual dengan harga Rp 150 ribu, ukuran Sedang seharga Rp 80 ribu/kg, dan yang paling kecil seharga Rp 50 ribu/kg.
“Kepiting dijual bukan hanya dari di Bengkulu saja ada juga yang dijual dari luar Kota seperti Kota Pelembang, Lahat dan Linggau,”pungkasnya. (Indah/Mg/2)