Sentra Batu Giling Tanjung Heran

Jumat 18-02-2022,09:49 WIB
Reporter : Iyud Mursito
Editor : Iyud Mursito

BENGKULU, Bengkuluekspress,com- Batu giling merupakan alat yang di gunakan untuk menghaluskan bumbu dapur, Hampir setiap rumah tangga pasti memiliki batu ulekan ini. Bukan cuman di rumah-rumah saja bahkan di tempat usaha rumah makanpun biasanya juga menggunakan batu ini. Maka dari itu hampir di setiap daerah memiliki sentra pembuatan batu giling. Salah satunya yaitu di daerah Bengkulu, yang lumayan terkenal karena menggunakan batu asli, sehingga awet dan tahan lama. Beda dengan batu giling yang banyak ditemukan di pasaran yang terbuat dari campuran semen, sehingga mudah pecah. Sementara itu sentra batu giling ini bisa kalian temukan di Desa Tanjung Heran, Taba Penanjung, Bengkulu Tengah. Salah satunya milik Efrensi (28) yang telah berdiri sejak 5 tahun lalu, biasanya batu yang digunakan untuk membuat batu giling ini menggunakan batu sungai dan batu gunung. Keberadaan sentra ini cukup strategis karena berada persis di pinggir jalan lintas sumatra yang ramai dilalui kendaraan. Makanya, pengunjung batu giling di desa ini bukan hanya warga Bengkulu saja. Maka dari itu banyak pembeli dari daerah lain, seperti Palembang, Padang, Medan, bahkan dari Jambi saat melintasi jalan tersebut. Batu giling tersebut dibuat dalam berbagai bentuk. Ada yang bertangkai, ada yang biasa dan ada juga yang menyerupai lesung. Batu-batu tersebut tersusun rapi di kios-kios para pengrajin. Efrensi menjual berbagai aneka bentuk batu giling. Namun paling banyak batu berbentuk bundar cekung ke dalam. Menurutnya, sebagian besar pembeli adalah kaum ibu yang ingin mencari batu giling untuk memasak. \"Jadi mereka tidak mempersoalkan bentuk,\" ujar Efrensi, Senin (14/2). Harga jual batu giling buatannya dihargai mulai Rp 15 sampai 25 ribu untuk ukuran paling kecil, untuk ukuran sedang biasanya diharga Rp 45 sampai 70 ribu Sementara ukuran paling besar ada yang dibanderol seharga Rp 350 ribu. Jika sedang musim liburan sekolah atau lebaran, omzetnya bisa mencapai Rp 700 ribu samai Rp 1 juta per hari. Namun ada saat-saat tertentu, ia tidak mendapat pembeli sama sekali. \"Maka dari itu jika batu giling dagangan saya tidak laku, biasanya saya menjualnya ke pedagang pengumpul (kalangan/penampung) di Kecamatan Taba Penanjung,\" ujarnya. (Cindy/Mg3)

Tags :
Kategori :

Terkait