Lumut Hijau Ternyata Laris Manis

Selasa 08-02-2022,22:21 WIB
Reporter : Iyud Mursito
Editor : Iyud Mursito

BENGKULU, Bengkuluekspress.com- Mendengar atau melihat seseorang penjual umpan pancing ikan adalah hal yang biasa dan kerap kita temui di mana saja, baik di desa maupun di pinggiran Kota Bengkulu. Berbeda dengan penjual lumut yang juga digunakan untuk umpan ikan bagi para pemancing. Ini sangatlah jarang ditemukan terkecuali pada saat-saat tertentu. Pekerjaan inilah yang ditekuni seorang perempuan tua, bernama Nila warga pinggiran jalan Rustandi Sugianto Kecamatan Kampung Melayu. Nila (65) berjualan Lumut di pinggir jalan menuturkan kepada BE sudah dua tahun berjualan lumut dan hasilnya cukup menguntungkan daripada mengambil upah bertani. “Alhamdulillah lumayan, yang jelas cukup menguntungkan dan lebih nyaman jualan lumut ketimbang mengambil upah bertani,” ucapnya sembari melayani pemancing yang datang membeli lumutnya, selasa (8/2). Lumut yang saya jual bisa menghabiskan 1 ember sampai 2 ember besar dalam satu hari. “Kalau hari libur Sabtu atau Minggu penghasilan yang kami peroleh mencapai seratus sampai dua ratus ribu dalam satu hari,” ujarnya. Adapun lumut yang dijual menggunakan takaran, satu takar Rp 5 ribu , kadang ada yang beli tiga takar Rp. 10 ribu, bahkan paling banyak pembeli sampai 6 takar Rp. 30 ribu. Ketika ditanya bagaimana cara mendapatkan lumut tersebut, ia menjelaskan lumut dapat dicari di daerah Seluma persawahan arau bintang. “Saya mencari lumut liar di persawahan milik orang sejak pagi selepas subuh, dengan menggunakan jaring kecil,” ucapnya. Menurutnya lumut tidak bisa terlalu banyak disimpan karena lumut yang sudah diambil tidak bertahan lama, seperti di habitat aslinya. “Lumut yang sudah diambil dari sawah paling maksimal bertahan selama 24 jam,” katanya. Selain itu mengapa Ia tekun mencari lumut karena sebagai penjual lumut sangat senang melakoni pekerjaan tersebut. “Pemilik sawah akan senang karena kalau saya mengambil lumut-lumut tersebut berarti akan memperlancar arus jalannya air di parit sawah mereka, karena dengan tebalnya lumut yang mengendap di parit itu, otomatis arus air menjadi tidak lancar karena terhalang lumut,” ujarnya. Tumbuhan lumut mudah dijumpai di tempat yang lembab dan berair di persawahan. Petani padi menganggap lumut termasuk hama penggangu yang bisa menghambat pertumbuhan padi. Bagi Nila lumut bisa menjadi penghasil pundi-pundi rupiah untuk menopang ekonomi keluarga”, Tutupnya. (Ahmad/MG5).

Tags :
Kategori :

Terkait