Sumur Tercemar Bakteri

Senin 04-03-2013,12:00 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Setelah dilakukan penelitian di labratorium Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bengkulu, air sumur warga Jalan Rangkong Lingkar Barat, tidak layak konsumsi.  Karena jumlah bakteri coliform yang terdapat dalam air sumur tersebut, sangat banyak, yaitu sekitar 140 sampai 170 /100 ml.

\"Itu jelas sangat tidak layak dikonsumsi, karena sudah diatas ambang batas baku mutu.  Karena yang boleh dikonsumsi adalah tidak ada bakteri dalam air tersebut,\" terang Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bengkulu, Iskandar ZO SH MSi.

Menurut Iskandar, pada saat mengambil sample pada tanggal 20 Februari lalu. BLH Provinsi Bengkulu mengambil 2 sample dari 2 sumur warga yaitu rumah nomor 280 dan nomor 281.  Dari hasil penelitian tersebut, jumlah bakteri coliform untuk rumah nomor 280 sebanyak 140/100ml air dan 170/100ml air untuk rumah nomor 281.

Selanjutnya Iskandar menjelaskan, banyaknya bakteri coliform pada kedua sample tersebut kemungkinan dikarenakan posisi septictank sangat dekat dengan sumur.  Meskipun antara septic tank dengan sumur pemilik rumah jaraknya sudah memenuhi standar, namun tidak dengan septic tank rumah tetangga.

\"Kita ambil sample di jalan rangkong karena perumahan tersebut merupaka perumahan pertama di Bengkulu dan tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi,\" tambah Iskandar.

Dari 7 parameter yang diteliti yaitu kandungan besi, mangan, nitrat, nitrit, amoniak, klorida dan bakteri coliform, hanya kandungan bakteri yang berada di atas ambang batas baku mutu.  Sedangkan untuk yang lainnya masih normal.  Sementara itu berdasarkan uji lapangan yang dilakukan BLH pada saat pengambilan sample dari 5 parameter yang menentukan, yaitu bau, daya hantar listrik, PH, kepadatan terlarut dan salinitas atau kegaramannya kedua sumur tersebut bermasalah dengan PH-nya.

  PH kedua sumur tersebut berada dibawah baku mutu Permenkes nomor 92 tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum. PH kedua sumur tersebut adalah 6,14 untuk sumur rumah nomor 281 dan 5,27 untuk sumur rumah nomor 280.  Dan PH yang memenuhi standar baku adalah berkisar dari 6,5 hingga 8,5.

\"Masalah PH kemungkinan juga karena pada saat pengambilan sample baru dari hujan, bahkan sedang terjadi gerimis, sehingga ada terkontaminasi dengan air hujan yang tingkat keasamannya lebih tinggi,\" unkap Iskandar.

Selaku Kepala BLH, Iskandar mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi air dari sumur tersebut.  Dan jika terpaksa, BLH meminta agar dimasak hingga 100 derajat celcius dan saat mendidih apinya jangan langsung dimatikan melainkan ditunggu beberapa saat terlebih dahulu sehingga bakterinya mati.  Dan untuk masyarakat yang ragu akan kualitas air sumurnya bisa membawa sample air sumur untuk diteliti di BLH dengan tarif tertentu dan akan masuk ke PAD.  Dan dalam waktu dekat ini, BLH direncanakan akan mengambil sample di daerah Rawa Makmur. (251)

Tags :
Kategori :

Terkait