KEPAHIANG, bengkuluekspress.com - Ada 20 sekolah baik SD dan SMP di Kabupaten Kepahiang, jumlah siswa atau muridnya tidak mencapai 60 orang. Kekurangan jumlah pelajar itu dialami sekolah-sekolah yang berada di kawasan pedesaan dengan akses jalan sulit serta berjarak cukup jauh dari pusat perkotaan diantaranya wilayah-wilayah Kecamatan Muara Kemumu.
Kekurangan jumlah murid tersebut menjadi problem bagi sekolah bersangkutan karena sesuai dengan Permen Dikbud Ristek nomor 06 tahun 2021. Sekolah baru dapat mencairkan Biaya Operasional Sekolah (BOS) jika jumlah peserta Didik paling sedikit 60 (enam puluh) Peserta Didik selama 3 (tiga) tahun terakhir.
Adanya aturan baru mengenai Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler tersebut, sangat memberatkan sekolah-sekolah di Kabupaten Kepahiang sebab banyak sekolah di kawasan sulit itu bergantung dengan program BOS untuk mendanai kegiatan belajar mengajar, jika BOS tidak dicarikan tentu sekolah bersangkutan tidak dapat menjalankan kegiatan.
\"Ya jika aturan itu berlaku ada 20 sekolah di Kabupaten Kepahiang tidak bisa berjalan,\" ungkap Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Kepahiang Hartono.
Merger atau menggabungkan sekolah-sekolah itu kata Hartono bukanlah jalan keluar terbaik, warga desa setempat akan keberatan untuk menyekolahkan anaknya kewilayah lain. Karena pertimbangan jarak tempat tinggal dengan sekolah terlalu jauh bagi siswa untuk datang sekolah. \"Jika ketentuan itu berlaku, tentunya marger jadi jalan satu-satunya. Maka kita harus menjalankan, meskit akan timbul masalah seperti warga tetap ingin anak-anak mereka sekolah disana,\" lanjut Hartono.
Selain merger antar sekolah ungkap Hartono, solusi lain yang dapat diambil Pemkab Kepahiang yakni menyediakan anggaran Biaya Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) yang bisa dialokasikan APBD Kabupaten Kepahiang. Namun tidak bisa dilakukan secara cepat, sebab harus mendapatkan kajian secara matang supaya tidak membebani APBD.
\"Bosda juga bisa, kita bisa siapkan alokasinya. Setelah ada kajian yang matang,\" tuturnya. (320)