MANNA, bengkuluekspress.com - Yanto (51), warga Desa Padang Pandan, Manna setiap hari selalu berada di kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) Padang Pandang, Manna. Dirinya mengaku menjadi pemulung sejak TPA tersebut beroperasi tiga tahun lalu. Dirinya rela menjadi pemulung demi menghidupi anak-anaknya.
Setiap pagi mulai pukul 09:00 WIB, Yanto sudah berada di TPA tersebut. Dirinya bersama beberapa pemulung lainnya sudah berada di TPA menunggu kedatangan truk pengangkut sampah.
\"Saya senang menjadi pemulung, bagi saya lebih baik jadi pemulung dari pada menjadi pencuri ataupun mengemis, sebab hasilnya halal,\" katanya saat ditemui di sela-sela mengambil sampah yang bernilai ekonomis di TPA tersebut.
Dikatakan Yanto, pekerjaannya selama ini adanya bertani yakni berkebun kopi. Hanya saja karena usaha tersebut musiman setahun sekali. Sehingga, ketika TPA tersebut berdiri,dirinya langsung turun menjadi pemulung. Adapun waktu memulung tersebut mulai sejak pukul 09:00 wib dan pulangnya sekitar pukul 16:00 wib.
\"Sampah yang banyak kami dapatkan itu botol botol bekas minuman,\" ujar ayah yang memiliki 4 anak ini.
Dijelaskan Yanto, setiap hari memulung, dirinya biasanya mendapatkan sampah bekas 4 hingga 5 karung. Sampah bekas bernilai ekonomis tersebut dijualnya satu minggu sekali. Para pembeli datang sendiri ke lokasi TPA. Sehingga, dirinya dan rekan-rekan pemulung lainnya hanya menunggu di lokasi TPA.Dengan begitu, tidak harus repot-repot membawanya ke luar TPA.
\"Kami menjual barang kami seminggu sekali, uang yang kami dapatkan biasanya Rp 50 ribu setiap harinya,\" imbuhnya.
Dengan hasil usaha menjadi pemulung tersebut, dirinya mengaku dapat memberikan makan dan minum serta pakaian anak anak dan istrinya. Hingga menyekolahkan anak-anaknya. Yanto mengaku tidak malu menjadi pemulung. Sebab dirinya punya prinsip, apapun pekerjaan yang hasilnya halal akan ditekuninya. Pasalnya dirinya tidak mau memberikan makan kepada anak istrinya dari hasil mencuri atau uang haram.
\"Biarpun hasilnya sedikit yang penting halal dan berkah bagi keluarga,\" bebernya.
Dijelaskan Yanto, profesi sebagai pemulung tersebut akan terus ditekuninya selama TPA masih beroperasi. Dirinya berharap, dapat selalu sehat dan bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Sebab saat ini dari 4 anaknya, dua sudah berkeluarga dan dua lagi masih duduk di bangku SMP.
\"Impian saya, semoga dua anak saya yang masih sekolah bisa terus sekolah hingga sarjana,\" tutup Yanto, sambil pamit melanjutkan kegiatan memulungnya di TPA Padang Pandan. (369)