Hamid (40), salah seorang warga yang menemukan sesajen tersebut mengatakan, sesajen itu ditemukan sekitar pukul 06.00 WIB pag kemarin. Sesajen itu terlihat oleh Hamid karena rumahnya berseberangan jalan dengan gerbang SMKN I tersebut.
Sesajen tersebut digelar di atas kain kafan di depan pintu gerbang. Sementara isi sesajen itu meliputi bunga 9 warna, jeruk nipis, dan sedikit garam. \"Saya melihat sesajen itu karena terlihat jelas dari teras rumah saya yang menghadap ke gerbang SMEA (SMKN I) tersebut,\" ujar Hamid. Setelah itu, kata Hamid, warga mulai berdatangan untuk melihat sesajen tersebut.
Sementara Baharudin, salah satpam SMKN I mengatakan, saat dirinya datang ke sekolah sekitar pukul 06.15 WIB, warga sudah banyak di sekitar sesajen itu. Lalu dirinya langsung menggulung sesajen itu dan meletakan nya di bawah pohon dekat kotak sampah, tidak jauh dengan pintu gerbang SMKN I. Menurutnya, jika tidak dipindahkan akan mengganggu siswanya yang mau keluar masuk ke sekolah.
Tidak lama kemudian, sesajen itu dibawa Baharudin ke halaman sekolah. Bersama guru, dia langsung membakar sesajen itu di halaman sekolah.
Di sisi lain, Baharudin mengaku heran mengenai adanya sesajen di depan gerban SMKN I itu. Pasalnya 5 tahun dirinya bertugas sebagai satpam di sekolah itu, baru kemarin menemukan adanya sesajen yang diletakan di dekat sekolah mereka. Dia juga mengaku tidak mengetahui siapa yang meletakan sesajen tersebut, karena Rabu sore dirinya masih berada di sekolah untuk mengawasi siswa dalam kegiatan les disekolah. \"Saya perkirakan kalau sesajen ini diletakan oleh orang pada malam hari,\" kata Baharudin.
Sementara itu Kepala SMKN 1 BS Drs Hj Elmiza Martafani MPd didampingi salah seorang guru SMKN 1 Ipantri SPd, mengaku tidak tahu siapa yang telah memasang sesajen di sekolah mereka. Terkait adanya isu jika sesajen itu dibuat oleh mantan siswa SMKN I, Elmiza tidak mau berspekulasi.
Diakuinya sebelumnya ada anak kelas 12 yang dikeluarkan dari sekolah lantaran pihak sekolah tidak mampu lagi membinanya, namun dia tidak mau mengkaitkan antara temuan sesajen dengan adanya siswa yang dikeluarkan itu. ”Memang ada siswa kami yang dikeluarkan dari sekolah karena nakal dan kami tidak mampu lagi membinanya,tapi kami tidak mau menduga terlalu jauh,” terangnya.(369)