Tolak Kenaikan Harga Darah

Senin 25-02-2013,09:30 WIB
Reporter : Rajman Azhar
Editor : Rajman Azhar

BENGKULU, BE - Rencana Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bengkulu yang akan menaikkan harga darah dari Rp 150 ribu perkantong menjadi Rp 250 ribu perkantong mendapat penolakan dari anggota DPRD Kota Bengkulu. Anggota dewan menilai jika harga darah ditetapkan Rp 250 ribu perkantong itu sangat memberatkan masyarakat.  Mengingat selama ini PMI menetapkan harga Rp 150 ribu perkantong, namun praktiknya masyarakat mendapatkan darah dengan harga mencapai Rp 200 ribu perkantong.

\"Pada prinsipnya saya tidak setuju dengan kenaikan harga darah itu, karena sangat memberatkan masyarakat, terutama masyarakat yang kurang mampu,\" tolak anggota DPRD Kota, Sandy Bernando ST saat dihubungi, kemarin.

Ia menjelaskan sebelum harga darah itu dinaikkan, harus ada kajian mendalam, baik dilakukan oleh PMI maupun Pemerintah Kota Bengkulu. Hal ini sangat penting, karena  menyangkut hajat hidup orang banyak yang sewaktu-waktu membutuhkan darah. Selain itu, ia juga meminta pihak PMI memperjelaskan peruntukkan kenaikan harga tersebut, karena sejauh ini PMI dinilai tidak mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk mendapatkan darah.

\"Setahu saya, PMI kan cuma mengumpulkan darah dari pendonor, dan pendonor pun tidak diberikan uang atas donor darah itu. Artinya PMI tidak terlalu besar mengeluarkan biaya untuk mendapatkan darah, sehingga menurutnya saya tidak perlu dinaikkan,\" terangnya.

Kendati demikian, jika PMI tetap harus menaikkan harga darah karena menerapkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) tentang harga darah, maka ia meminta Pemda Kota dapat memberikan solusi terbaik, seperti memberikan subsidi atau solusi lainnya yang tidak memberatkan masyarakat.

\"Saya malah setuju jika Pemda Kota memberikan subsidi, kan APBD adalah uang rakyat sehingga rakyat berhak menikmatinya,\" sampainya.

Senada juga disampaikan anggota DPRD Kota lainnya, Effendy Salim SSos. Menurutnya, pemerintah harus mengambil kebijakan strategis terkait rencana kenaikan  harga darah tersebut. Misalnya, pemerintah hanya memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu dan membebankan biaya sepenuhnya kepada masyarakat menengah keatas.

\"Kalau mensubsidi semuanya mungkin agak berat, karena jumlah warga Kota Bengkulu ini cukup banyak, namun ada baiknya pemerintah hanya memberikan subsidi kepada masyarakat yang perekonomiannya menengah kebawah satau masyarakat yang tergolong tidak mampu saja, sedangkan bagi masyarakat yang mampu silahkan dipungut biaya sepenuhnya,\" saran Ketua DPC Partai Hanura ini.

Ia menilai langkah tersebut cukup efektif ketimbang Pemkot memberikan subsidi kepada semua masyarakat Kota Bengkulu, hal ini mengingat terbatasnya anggaran yang dimiliki Pemkot, khususnya untuk membiayai kesehatan warga kota selama 2013. \"Sebenarnya memang lebih baik disubsidi semuanya, tapi berhubung anggaran sangat terbatas, maka langkah pemberian subsdidi hanya bagi tidak mampu adalah salousi terbaik,\" pungkasnya.

Kekurangan 400 Kantong Sementara, Palang Merah Indonesia (PMI)  Bengkulu terus  mengalami kekurangan pasokan darah setiap bulannya hingga 400 kantong dari kebutuhan 600 kantong.  Meski selama ini mengaktifkan mobil donor darah, namun kebutuhan darah tersebut masih belum terpenuhi.

\"Mobil kami keliling terus, tapi belum juga mencukupi,\" ujar Ketua PMI Bengkulu dr Zulman Zuhri, kemarin. Keberadaan mobil donor keliling sangat membantu PMI Kota Bengkulu dalam  memenuhi permintaan darah. Setiap hari terus keliling mencari pendonor darah di instansi-instansi tertentu.  \"Setiap  Jum\'at gak pernah absen terus stand by di Masjid Raya Baitul Izzah,\" katanya.

Namun ia mengatakan kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darah masih rendah. Bahkan, PMI masih kesulitan untuk mencari pendonor darah. Selain itu, instansi-instansi yang aktif melakukan kegiatan donor darah juga masih sedikit.   \"Kalau intansi-instansi melaksanakan kegiatan sosial ini, biasanya hasilnya sangat menggembirakan,\" katanya.

Ia mengatakan jika ada kegiatan donor instansi swasta atau pemerintahan bisa menghasilkan hingga 30 kantong, tetapi belum mencukupi. Karena kebutuhan darah tiga kali lipat dari hasil tersebut. Jika tidak ada kegiatan sosial instansi seperti itu, dalam seminggu biasanya hanya mendapatkan 10 kantong darah. \"Untuk menutupi kekurangan ini diupayakan oleh keluarga pasien sendiri atau dari bank darah di RSUD M Yunus,\" ujarnya.

Ditambahkan,  Ketua PMI Provinsi Bengkulu Alwi Syukur, selama ini kebutuhan darah per bulan mencapai 600 hingga 1.200 kantong, namun hanya terpenuhi 50 persennya.  \"Kita terus meminta dukungan instansi swasta dan terutama pemerintah agar setiap melakukan kegiatan, salah satunya kegiatan sosial donor darah,\" ujarnya.

Selama ini, PMI juga menjangkau pendonor di kampus-kampus seperti di Universitas Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu, IAIN, Universitas Hazairin dan lainnya.  \"Termasuk juga di pusat keramaian seperti di mall-mall dan pusat perbelanjaan lainnya,\" katanya. (400/100)

Tags :
Kategori :

Terkait