BENGKULU, Bengkulu Ekspress – Zulkifli Hasan (Zulhas) kembali memimpin Partai Amanat Nasional (PAN) dalam voting pemilihan calon ketua umum PAN periode 2020-2025.
Terpilihnya Zulhas itu semakin memantapkan adik kandungnya yaitu Helmi Hasan yang saat ini menjabat sebagai Walikota Bengkulu untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bengkulu mendatang.
Pengamat Politik Universitas Bengkulu, Drs Azhar Marwan Msi mengatakan, dengan terpilihnya Zulhas, ketika Helmi Hasan ingin maju Pilgub, maka modal kursi dari PAN sebagai syarat di KPU, secara politik dan kekeluargaan, akan langsung didapatkan oleh Helmi Hasan.“Dari partai politik (parpol) manapun, kemungkinan akan mengusung kader dalam maju Pemilu,” terang Azhar kepada BE, selasa (11/2).
Meski bakal dapat dari PAN, namun demikian, PAN tidak bisa sendiri mendorong Halmi Hasan maju Pilgub. Sebab, PAN sendiri hanya memiliki 2 kursi di DPRD Provinsi. Sementara, untuk syarat maju Pilgub, pasangan bakal calon gubernur harus mengantongi minimal 9 kursi di DPRD Provinsi Bengkulu.
“Artinya, PAN harus berkoalisi dengan parpol lain,” ungkapnya.
Meskipun isunya, Partai Gerinda yang memiliki 6 kursi di DPRD Provinsi Bengkulu akan mendungkung Helmi Hasan maju Pilgub, dengan asumsi kader Partai Gerindra Dedy Wahyudi yang saat ini menjabat sebagai Wakil Walikota Bengkulu akan menduduki posisi Walikota Bengkulu, jika Helmi Hasan menang dalam Pilgub.
Namun menurut Azhar, hal tersebut tidak bisa secara sponitas. Sebab, banyak parpol yang memiliki kursi terbanyak tidak akan rela untuk menjadi nomor dua atau wakil ketika maju dalam pilkada.“Persoalannya apakah partai yang kursinya lebih banyak akan rela pada posisi nomor dua?. Kan itu yang jadi pertanyaan.Dengan dua kursi PAN ingin merebut posisi nomor satu, apakah partai besar partai mayoritas, menyerahkan dengan partai minoritas,” tambah Azhar.
Jika terjadi, maka akan menjadi sejarah besar dalam politik di Provinsi Bengkulu. Tentunya hal ini akan menjadi contoh untuk daerah lain.
Partai minoritas kursi menjadi nilai tawar lebih besar, daripada partai mayoritas yang banyak memiliki kursi di DPRD.“Jika parpol yang memiliki kursi mayoritas di dewan kemudian rela memposiskan kadernya pada posisi orang nomor dua, ini merupakan sebuah fenomena yang menarik bahkan agak aneh,” bebernya.
Secara tidak langsung, menurut Azhar, parpol banyak menganggap kadernya belum mampu bersaing dalam kontestasi politik yang sedang berlangsung. “Jika parpolnya sendiri menganggap kadernya belum layak, apalagi kompetitor politiknya. Namun tetap, semua keputusan ada di DPP,” tegas Azhar.
Sementara itu, Wakil Ketua DPW PAN Provinsi Bengkulu, Dempo Xler mengatakan, terpilihnya kembali Zulhas menjadi Ketum PAN, maka apapun keputusan itu harus diterima oleh semua kader PAN. Solidaritas untuk membesarkan PAN harus tetap tertumbuh disemua kader PAN.
“Kader harus semakin solid dan militan memenangkan PAN 2024,” ujar Dempo.
Terkait rencana majunya Helmi Hasan dalam Pilgub, hal tersebut merupakan harapan masyarakat Bengkulu. PAN tentunya mempertimbangkan hal tersebut, mengingat Helmi Hasan merupakan kader sakaligus Ketua DPW PAN Provinsi Bengkulu.
Namun yang jelas, sampai saat ini, Helmi Hasan belum mendaftarkan diri dalam pencalonkan Pilgub di DPW PAN, yang sudah dibuka selama ini. “Apapun keputusan masyarakat itulah yang terbaik.
Niat bang Helmi akan maju tentu kita dukung. Karena Bengkulu mememang memutuhkan pemimpin yang berani dan berfikir jauh untuk kemajuan Bengkulu dan tentunya mengedepankan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. (151)