KEPAHIANG, Bengkulu Eksperss - Bupati Kepahiang, Dr Ir Hidayattullah Sjahid MM IPU terus bekerja maksimal membuka konektivitas antar wilayah. Upaya membangun akses antar daerah tersebut dapat dilihat dari berbagai program bidang infrastruktur selama hampir empat tahun terakhir.
Seperti pembangunan jalan simpang Tebat Monok – Simpang Waim – Embung Ijuk yang dituntaskan Pemprov Bengkulu dalam dua tahap pembangunan. \"Membuka konektivitas antar wilayah jadi penting, karena dengan adanya pemerintaan pembangunan akan bisa meningkat perekonomin masyarakat secara menyeluruh di wilayah kita,\" tegas Bupati.
Dikatakan Bupati, pembangunan akses jalan penghubung antar desa penting agar aktivitas masyarakat dapat berjalan lancar. Sehingga petani mudah mengangkut hasil perkebunan menuju pusat perkotaan, agar mereka bisa menjual hasil pertanian dengan harga lebih tinggi dari penjualan di pedesaan.
Pembangunan jalan juga menumbuhkan roda perekonomian rakyat, barang-barang kebutuhan juga bisa menjangkau desa-desa dengan cepat hingga harga jualpun bisa lebih rendah.
\"Kalau akses jalan sulit dengan medan yang berat untuk dilalui kendaraan, tentu harga jual barang saat sampai di lokasi tujuan akan tinggi, sebab biaya angkut yang besar,\" ungkapnya.
Menurut salah seorang warga Desa Air Selimang, Suherman, kelancaran akses jalan sudah dirasakan masyarakat di Kecamatan Seberang Musi dengan peningkatan jalan hotmix Tebat Monok – Simpang Waim. Karena di kecamatan tersebut terdapat 13 Desa, yakni Desa Cirebon Baru, Desa Kandang, Desa Lubuk Saung, Desa Taba Oadang, Desa Bayung, Desa Temdak, Desa Talang Babatan, Desa Air Pesi, Desa Talang Gelompok, Desa Tebat laut, Desa Air Selimang, Desa Benuang Galing dan Desa Sungai Jernih.
\"Alhamdulillah karena masyarakat Kecamatan Seberang Musi ini sebagian besar petani, sehingga bawa hasil bumi lebih lancar dan ongkosnya juga lebih murah dibanding dengan jalan yang masih buruk dulu,\" ujar Suherman.
Sebelumnya, sambung Suherman, di tahun 2016 jalan poros di Kecamatan Seberang Musi tersebut dibangun sebagai oleh APBD Kabupaten Kepahiang. Kemudian dilanjutkan oleh pemerintah provisi yang tuntas dibangun secara keseluruhan ditahun 2019. \"Ini seperti mimpi yang terwujud, sekarang jarak tempuh ke kota Kepahiang cukup ditempuh dengan waktu 15 menit, kalau dulu bisa berjam-jam, karena jalan rusak.
Untuk biaya angkutan barang kalau jalan masih jelek bisa sampai Rp 400/kg, tapi setelah dibangunnya jalan biaya itu bisa ditekan menjadi Rp 200/kg,” ujar Suherman. (320)