“Rapimnas dan seluruh hasilnya tidak banyak membawa perubahan terhadap perseteruan di internal Demokrat. Pertemuan tempo hari bagaikan menyimpan sampah ke bawah karpet karena persoalan yang sebenarnya belum tuntas,” kata Maswadi Rauf, usai sebuah diskusi di Senayan, Jakarta, Senin (18/2).
Dikatakannya, kehadiran Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama Ketua Umum, Anas Urbaningrum lebih bersifat simbolis. Kehadrian SBY hanya membuat para kader menahan diri sementara karena masih menghormati figur Presiden RI tersebut.
Menurut Maswadi, pengambilalihan kewenangan ketua umum oleh majelis tinggi merupakan kejadian pertama dalam perpolitikan nasional.
Preseden yang belum pernah terjadi itu akan membuat program dan kegiatan partai sulit untuk dijalankan. “Satu-satunya kompromi yang bisa dicapai adalah Anas mundur, tapi Anas tidak mau. Hebatnya, Rapimnas juga tidak memberhentikan Anas,” ujar Maswadi.
Jika dalam dua atau tiga bulan ke depan persoalan tersebut tidak selesai, citra Partai Demokrat akan terus merosot. Pasalnya, kata Maswadi, pada April mendatang, semua parpol peserta pemilu sudah harus menyerahkan daftar nama calon anggota legislatif, sedangkan yang harus menandatangani pencalegan itu ketua umum partai. (fas/jpnn)