BENGKULU, bengkuluekspres.com - Dahulu, sebelum menjamurnya transportasi online di Kota Bengkulu, angkutan kota (angkot) merupakan primadona. Seiring kemajuan teknologi, tepatnya ketika masuknya moda transportasi online, angkot mulai ditinggalkan. Hanya sebagian masyarakat saja yang masih menggunakan moda transportasi ini.
Ari Feriansyah (26), salah seorang sopir angkot yang biasa mangkal di Jalan Swadaya Kampung Bugis, Suka Rami, Selebar, Kota Bengkulu, termasuk yang merasakan sulitnya mencari penumpang di tengah gempuran angkutan online tersebut.
Munculnya transportasi baru baik itu mobil maupun ojek tersebut, otomatis mempengaruhi pendapatan Ari dan rekan-rekannya sesama sopir angkot lainnya. Dia mengakui, penghasilannya jauh berkurang dibandingkan sebelum masuknya transportasi online di Kota Bengkulu.
Ari yang sudah menekuni profesi sopir angkota selama 3 tahun terakhir mengaku, meskipun sudah mulai menarik angkotnya dari jam 06.00-18.00 WIB, pendapatan kotor peharinya rata-rata sekitar Rp 150 ribu. Dahulu, sebelum angkutan online masuk ke Bengkulu, dia mengaku bisa menghasilkan ratusan ribu.
Adapun rute sehari-hari yang ia lewati yaitu wilayah Panorama-Air Sebakul, Betungan, sebagian wilayah kabupaten Bengkulu Tengah, dan wilayah Kota Bengkulu yang lainnya.
Untuk tarif angkotnya, Ari menyesuaikan berdasarkan latar belakang penumpangnya. Untuk pelajar SD-SMA Rp 2 ribu, mahasiswa Rp 3 ribu, dan untuk umum Rp 4 ribu.
Namun demikian, dia tidak mempermasalahkan adanya alat transportasi berbasis online seperti sekarang ini, karena rezeki diatur oleh Allah SWT. \"Kita tidak mempermasalahkan adanya alat transportasi online seperti sekarang ini, karena rezeki itu sudah ada yang mengatur,’’ ucap Ari kepada BE, ketika ditemui di kawasan terminal Air Sebakul, Kamis (16/1).
Ia menyatakan siap bersaing secara sehat dengan para pengendara transportasi online tersebut. \'\'Dengan adanya saingan dari pihak online tersebut, maka saya dan sopir angkot yang lain dituntut untuk lebih baik lagi dalam hal pelayanan terhadap penumpang,’’ ujar Ari.
Mengingat penumpang umum sudah jarang menumpang angkot, Ari mengatakan, dia dan rekan-rekannya kini lebih fokus mengambil penumpang dari kalangan anak sekolah. \"Dengan adanya saingan dari pihak transportasi online ini, kami tetap mempertahankan para pelajar sebagai penumpang langganan,\" ujarnya.(MG15)