BENGKULU, bengkuluekspress.com - Provinsi Bengkulu merupakan surga bagi para investor untuk berinvestasi. Pasalnya tidak hanya upah minimum di daerah ini yang rendah di Sumatera, akan tetapi pasokan listrik yang cukup banyak dan ketersediaan lahan yang memadai untuk pembangunan industri. Pakar Ekonomi Universitas Bengkulu, Prof Dr Kamaludin MM mengatakan, rendahnya upah minimum di Bengkulu harusnya mampu mendorong masuknya investasi masuk ke daerah. Hal itu pula yang membuat pengusaha atau investor untuk menanamkan modal ke daerah.
\"Upah di Bengkulu rendah, harusnya mampu membuat investor bisa mengembangkan bisnisnya di sini,\" kata Kamaludin, kemarin (29/12).
Bahkan upah minimum di Bengkulu pada 2020 hanya sebesar Rp2.213.604. Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan provinsi tetangga seperti Provinsi Lampung, Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan. Tetapi sangat sedikit investor yang memahami hal ini. \"Kenapa investor tidak melirik Bengkulu, padahal upah minimunya paling rendah di Sumatera? karena sarana dan prasarana pendukung bisnis masih minim,\" tuturnya.
Oleh karena itu, Pemerintah harus mampu merealisasikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu. KEK diyakini mampu menumbuhkan industri di daerah serta mendorong investor untuk berinvestasi ke daerah. Selama ini, investor masih ragu untuk berinvestasi di Bengkulu diakibatkan infrastruktur pendukung yang belum begitu baik. Tetapi setelah KEK direalisasikan maka seluruh hal tersebut akan mampu membuka mata investor bahwa Bengkulu merupakan surga untuk berinvestasi. \"Hampir semuanya ada di Bengkulu, tugas Pemerintah hanyalah memolesnya, menawarkanya, dan mempromosikannya. Buat investor tertarik berinvestasi di sini,\" ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA mengaku, untuk mensukseskan KEK di Bengkulu, pihaknya telah meminta PT Pelindo II untuk menggratiskan lahan yang ada disekitar pelabuhan. Bahkan Ia meminta, tarif sewa lahan di pelabuhan saat ini terbilang mahal sehingga berdampak pada minimnya minat investor untuk membuka usaha di pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. \"Kita minta Pelindo untuk menggratiskan lahan, jadi Investor akan berminat membuka usaha di daerah,\" tuturnya.
Selain itu, Ia juga meminta PT Pelindo II untuk memastikan perluasan lahan pelabuhan sehingga bisa memberikan akses yang layak kepada pasar. Syarat lainnya yakni Pemerintah Provinsi Bengkulu juga akan mempermudah perizinan kepada investor dan memberikan fasilitas kepada investor, salah satunya adalah lahan. \"Jika seluruh persyaratan ini dipenuhi, kami targetkan pada triwulan pertama 2020, usulan Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu menjadi KEK sudah masuk ke sekretariat Dewan Nasional KEK,\" tutupnya.
Disisi lain, Manager PLN UP3 Bengkulu, Haris Andika mengaku, tidak hanya ketersediaan lahan bagi investor untuk mendirikan industri di Bengkulu, akan tetapi daya listrik di Bengkulu setelah beroperasinya PLTU Batu Bara meningkat hingga 420 Mega Watt (MW). Sehingga ketersediaan pasokan energi untuk industri jamin cukup dan terpenuhi. \"Kita pastikan energi listrik di Bengkulu cukup banyak, jadi investor tidak akan rugi berinvestasi di sini,\" tutupnya.(999)