BENGKULU, bengkuluekspress.com - Kesedihan masih tampak dari wajah dari Rolimah, istri dari almarhum Siak Ali Jaya atau lebih dikenal dengan panggilan Bang Jojon, salah satu korban kecelakaan bus Sriwijaya. Bagaikan mimpi, inilah yang dirasakan Rolimah dan putri semata wayangnya bernama Zeze yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) harus mengikhlaskan suami dan sekaligus ayah untuk selama-lamanya kembali ke pangkuan sang pencipta.
Saat ditemui di rumahnya yang terletak di Jalan Gandaria Raya, Kelurahan Panorama Kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu, meskipun sudah dua hari pasca kejadian laka tersebut, tapi masih tampak kesedihan dan air mata yang masih terus keluar dari mata Rolimah ketika menyebut namanya, mengingat wajahnya, senyumnya, foto, kasih sayang dan kesetiaan dari sang suami.
\"Sampai detik ini, saya merasa kalau dia masih hidup dan hanya pergi untuk kerja bukan untuk pergi meninggalkan kami selama-lamanya seperti saat ini,\" ucap Rolimah dengan mata berkaca,\" kemarin (25/12).
Semasa hidupnya, almarhum yang seorang seniman itu dikenal sebagai suami dan ayah yang sangat peduli dan sayang dengan keluarga. Meskipun umurnya sudah tidak muda lagi yakni 60 tahun, tetapi Ali Jaya tidak pernah lelah dan capek untuk mencari rupiah sebagai fotografer. \"Menjadi fotografer memang sudah jadi hobi dan kesukaan suami saya itu, bahkan sewaktu masih menjadi PNS di Angkatan Tentara Indonesia (TNI) Korem Bengkulu,\" bebernya.
Sebelum kejadian, Rolimah mengaku tidak memiliki firasat apapun, bahkan sebelum berangkat, suaminya tersebut sempat mau mengajak dirinya dan anaknya tersebut, namun secara tiba-tiba, almarhum sudah memesan tiket seorang dan batal mengajak dirinya bersama putrinya untuk liburan ke Palembang. \"Bahkan saat berangkat pun saya pikir dia lagi kerja di Kota Bengkulu nilah, saya sempat bertanya-tanya kenapa sudah jam 03.00 WIB, suami saya ini belum pulang-pulang juga, pas besok paginya, (Selasa, red) ada kabar jika bus Sriwijaya kecelakaan di Pagar Alam dan suami saya ini salah satu dari korban,\" jelasnya.
Tidak ada pesan dan kata-kata terakhir yang almarhum sampaikan kepada istri dan putrinya tersebut, bahkan hari Senin pagi itu, almarhum pun sempat bercanda dan bermain dengan putrinya tersebut. \"Sekarang tinggal kenangan dari hasil jepretan suami saya ini yang bisa melepas dan menjadi obat untuk menghilangkan rasa kangen dan rindu nantinya, karena sudah terlalu banyak kenangan yang telah kami lewati selama ini,\" ucapnya.
Selain dikenal sebagai pekerja keras, almarhum juga dikenal baik, dekat dengan wartawan, bahkan ramah dan peduli kepada sesama teman. Seperti disampaikan salah satu temannya Zulfikri (58). \"Saya sangat merasa kehilangan dan masih tidak percaya jika sahabat saya ini sudah pergi meninggalkan kita untuk selama-lamanya, karena saya sudah kenal dengan beliau sejak 25 tahun yang silam,\" bebernya.
Semasa hidupnya, almarhum orangnya tidak pernah merasa capek dalam bekerja dan itulah yang membuat semua orang kagum dan salut dengan beliau. Meskipun usianya sudah tidak muda lagi tetapi semangatnya sangat luar biasa mengalahi anak yang masih muda. \"Bukti sayang almarhum dengan istri dan juga anak perempuannya, beliau rela pergi pagi dan pulang tengah malam demi mencari nafkah dan inilah yang setiap hari dilakukan sahabat saya ini,\" tuturnya.
Hal senada juga disampaikan tetangga almarhum, Saidi Herwan, menyebutkan Saik Ali Jaya merupakan tetangga yang baik, memiliki jiwa sosial yang tinggi jika ada tetangga yang mengadakan acara. Almarhum selalu ada dan ikut serta dalam acara itu. \"Almarhum tetangga yang baik, ramah, suka bergaul dan peduli dengan siapa pun, mendengar kabar ini, kami sempat tidak percaya dan sangat merasa kehilangan,\" tutupnya. (529)