Outlook 2020
BENGKULU, bengkuluekspress.com - Meskipun perekonomian global sepanjang 2019 mengalami perlambatan akibat perang dagang yang semakin meluas dan membuat sejumlah negara termasuk Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cenderung stagnan, akan tetapi perekonomian Bengkulu pada 2020 mendatang diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,8 persen sampai 5,2 persen.
Pertumbuhan tersebut digerakkan oleh konsumsi seiring dengan melambatnya kinerja investasi dan ekspor yang dipengaruhi oleh dinamika perekonomian global. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Joni Marsius mengatakan, tidak hanya dari sektor konsumsi saja, agar perekonomian Bengkulu pada 2020 bisa tumbuh sesuai target yang ditetapkan, BI mendukung upaya pemerintah Provinsi Bengkulu untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah.
Hal ini dilakukan karena, pembangunan infrastruktur memiliki multiplier effect yang besar terhadap perekonomian daerah. \"Kita mendukung upaya pemerintah membangun infrastruktur di daerah seperti jalan tol, peningkatan pelabuhan pulau Baai, dan Bandara Fatmawati menjadi bandara internasional, karena itu semua bisa memberikan efek yang besar terhadap perekonomian Bengkulu,\" kata Joni.
Tidak hanya itu, dari sisi lapangan usaha, BI mengamati bahwa pangsa lapangan usaha di Bengkulu seperti pertanian, kehutanan, dan perikanan terus mengalami penurunan. Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu harus melakukan transformasi ke arah sumber pertumbuhan ekonomi baru seperti pendirian industri pengolahan hilirisasi CPO dan industri pariwisata.
\"Kami memandang, di Bengkulu perlu ada industri pengolahan hilirisasi CPO, sehingga bisa meningkatkan harga komoditas kelapa sawit juga didaerah. Selain itu, kami memandang Bengkulu memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan pariwisata juga karena ada daya tarik historis yang kuat, wisata alam puspa langka rafflesia dan agrowisata teh serta kopi,\" ujarnya.
Joni mengaku, dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu melakukan transformasi ke arah sumber pertumbuhan ekonomi baru maka pertumbuhan ekonomi daerah akan dapat tumbuh pada 2020 mendatang. Terjaganya pertumbuhan ekonomi tersebut juga didukung oleh pencapaian inflasi yang sesuai dengan sasaran inflasi nasional yaitu 3 persen plus minus 1 persen. \"Inflasi terjaga di 2020 karena BI secara berkala melakukan sinergi dengan seluruh pemerintah di Provinsi Bengkulu melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID),\" ungkap Joni.
Selain itu, BI Bengkulu juga akan melakukan sinergi dengan pesantren dan UMKM di daerah. Ini dilakukan untuk menumbuhkan perekonomian daerah melalui Pesantren dan UMKM. Pasalnya Pesantren dan UMKM terbukti mampu menggerakkan perekonomian berbasis kerakyatan. \"Pesantren dan UMKM itu memiliki peran yang cukup besar dalam perekonomian, makanya kita juga akan bersinergi dengan mereka,\" tutupnya.
Disisi lain, Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Bengkulu tahun 2020 optimis namun harus tetap waspada di tengah kondisi global yang cenderung melambat. Oleh karena itu, pemerintah bersama para stakeholders terkait terus bekerja sama memantau faktor-faktor yang akan berpengaruh serta menerapkan kebijakan yang tepat. \"Meskipun kondisi tidak pasti secara global, namun posisi Bengkulu sebetulnya dalam posisi yang relatif lebih baik. Bahkan dalam 5 tahun terakhir rata-rata tumbuh sebesar 5 persen,\" kata Dyah.
Beberapa kunci keberhasilan tersebut antara lain karena kebijakan pemerintah bekerjasama dengan para stakeholders terkait dinilai prudent sehingga tingkat kepercayaan dapat dijaga. Namun demikian, Ia mengingatkan pentingnya pemerintah tetap waspada karena terdapat tren kecenderungan ekonomi global yang melambat dengan kemungkinan terjadi resesi di tahun 2020. \"Dinamika ekonomi global meningkat sangat drastis, oleh karena itu Pemerintah harus hati-hati, pemerintah harus selalu bersinergi dengan stakeholder terkait,\" tutupnya.(999)