BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Tim dokter RS Bhayangkara Jitra Polda Bengkulu dibantu dokter spesialis forensik dari Mabes Polri melakukan autopsi terhadap jenazah Wina Mardiani (20) mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu (Unib) di RS Bhayangkara Jitra, Senin (9/12).Autopsi dilakukan sekitar pukul 10.00 hingga 15.00 WIB. Saat jenazah keluar dan dibawa masuk ambulance, isak tangis dari keluarga dan teman dekat Wina langsung pecah. Mereka masih tidak menyangka harus bertemu Wina terakhir kali dengan kondisi yang memprihatinkan.
Jenazah Wina langsung dibawa ke Desa Medan Jaya Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko untuk dikebumikan. Hal tersebut sesuai dengan permintaan keluarga besar Wina, terlebih lagi orang tua Wina sudah menunggu di rumah.\"Setelah autopsi selesai, jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Kecamatan Ipuh,\" jelas Paman Wina, Ery Zulhayat.Ia tidak bisa menjelaskan seperti apa kondisi jenazah Wina. Ia hanya memastikan jika kondisi jenazah Wina tidak wajar.
Terkait penyebab kematian, dan dimana saja luka yang terdapat di tubuh Wina? Ery tidak bisa memberikan keterangan. Karena hal tersebut kewenangan dari kepolisian. Yang jelas jenazah kondisinya tidak wajar, saya tidak bisa memberikan jawaban terkait kondisi jenazah karena bukan kapasitas saya,\" imbuhnya.Mewakili keluarga besar Wina, Ery menyerahkan semua proses hukum kepada pihak kepolisian.
Dirinya meyakini polisi akan bekerja profesional mengungkap sekaligus menangkap pelaku. Jika sudah tertangkap, ia ingin pelaku dihukum setimpal, jika perlu dihukum mati karena apa yang dilakukan sangat sadis.\"Saya berharap pelaku dihukum setimpal, jika perlu hukuman mati,\" imbuh.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang diperoleh BE, korban diduga diperkosa sebelum dibunuh. Hal ini diperkuat dengan kondisi jenazah Wina saat ditemukan terkubur di rawa-rawa belakangan indekosnya dalam kondisi kaki terikat, kepala terbungkus karung semen dan badan tanpa busana.Namun Ketua Tim Autopsi, AKBP dr Wahyu Hidayati Dwi Palupi enggan memberikan pernyataan terkait dugaan tersebut. Ia berdalih, hasil autopsi merupakan kebijakan dari penyidik untuk menjawabnya. Hanya saja ia memastikan jika kondisi jenazah sudah 5 hari terkubur.\"Hasil autopsi seperti apa itu kewenangan penyidik, yang pasti jenazah sudah 5 hari,\" jelas dr Wahyu.
Motor Korban Ditemukan
Sepeda motor korban Honda Scopy dengan nopol BD 6425 NU berhasil ditemukan di jalan kawasan Taman Hutan Raya (Tahura), Pondok Kubang, Bengkulu Tengah, kemarin. Motor tersebut langsung diamankan di Polres Bengkulu. Hal tersebut dibenarkan Kasat Reskrim Polres Bengkulu, AKP Indramawan Kusuma Trisna SIK.
Istri Penjaga Indekos Ditangkap
Berselang beberapa jam usai jasad Wina ditemukan Minggu (8/12) sore, polisi langsung membekuk istri penjaga indekos Wina berinisial MO (28).Penangkapan ini dilakukan oleh anggota Polsek Kerkap, Bengkulu Utara. diamankan di Desa Aur gading Kecamatan Hulu Palik Kabupaten Bengkulu Utara (BU) pada Minggu (8/12) malam.Diketahui, penangkapan ini atas kerjasama antara pihak Satreskrim Polres Kota Bengkulu dengan pihak Mapolres BU, dimana pihak kepolisian berhasil menghendus keberadaan istri terduga pelaku.
Kapolres BU AKBP Ariefaldi Warganegara, SH SIK MM melalui Kapolsek Kerkap, Ipda Aldino Amrullah mengatakan MO diamankan Minggu malam (8/12), untuk dimintai keterangannya terkait kematian Wina Mardiani tersebut. \"Iya, kita kemarin dilibatkan untuk melakukan pengecekan dan berhasil mengamankan istri dari terduga pelaku pembunuhan. Itu kasus ditangani Polres Bengkulu,\" kata Ipda Aldino, kemarin (9/12).
Meski demikian, pihaknya juga berhasil memintai keterangan terkait aksi pembunuhan yang menimpa mahasiswi tersebut. Dimana, MO menyebutkan bahwa suaminya Pa (29), sempat ikut mengantar dirinya ke Desa Aur Gading. Namun setelah itu, Pa pamit pergi karena mengaku sudah membunuh orang.
\"Suaminya mengantarkan MO pada Minggu sore pukul 16.00 WIB, terduga pelaku Pa sempat ada di Desa Aur Gading. Pada saat itu, Pa pamit pada istrinya untuk pergi dengan alasan sudah membunuh orang,\" ujarnya. Kades Aur Gading Mustadi, ketika dimintai keterangan awak media tidak menampik bahwa istri dari terduga pelaku pembunuhan mahasiswi Unib sempat datang ke desanya. Ia pun sempat menerima informasi dari tetangga orang tua MO.
\"Benar, MO merupakan warga kita Desa Aur Gading. Hanya saja, MO sudah lama tidak pulang dan menjadi penduduk di desa ini. Nikahnya dulu dilakukan di Empat Lawang, dia kembali, berdasarkan info masyarakat sore kemarin diantar suaminya. Istrinya itu tidak tahu kejadian pembunuhan itu, dan baru tahu setelah ia berada di Desa Aur Gading ini,\" ujar Mustadi menjelaskan.
Di sisi lain, penyidik Polres Bengkulu masih bekerja keras memburu terduga pelaku. Untuk mempercepat pengungkapan kasus tersebut, sebanyak 18 saksi sudah diperiksa, mulai dari keluarga, pemilik indekos dan teman korban.
Selain saksi, beberapa barang bukti mulai dari cangkul, ember dan sandal korban dibawa penyidik untuk keperluan penyelidikan. \"Sekitar 18 saksi sudah kita periksa, beberapa barang bukti juga kita bawa dari saat olah TKP. Terkait pelaku masih kita kejar,\" jelas Kasat Reskrim Polres Bengkulu, AKP Indramawan Kusuma Trisna SIK.
Firasat Keluarga
Di sisi lain, sepekan sebelum Wina ditemukan meninggal dunia, ibu Wina, Ani merasakan firasat buruk yakni dia sangat ingin bertemu dengan Wina. Tetapi keingingan tersebut tidak tersampaikan karena Ani sedang sakit. Sementara itu, adik Wina, Ayu memiliki firasat berbeda. Dia berkeyakinan, kakaknya tersebut akan pulang pekan ini. Ayah korban, Agus Wandi sama sekali tidak menaruh curiga anak pertamannya tersebut mendapat musibah. Saat dikabarkan hilang, Agus Wandi berkeyakinan anaknya itu masih hidup dan akan kembali ke kos.
Unib Ikut Berduka
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unib, Dr Drs Eric Syahrial MA menyampaikan belasungkawa atas kehilangan salah satu mahasiswinya. \"Kami turut prihatin dan turut berbelasungkawa atas meninggalnya mahasiswi kami, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan,\" ungkapnya.
Eric mengaku terkejut dengan berita yang saat ini tengah viral di media maupun berkembang luas masyarakat terkait pembunuhan sadis yang dialami mahasiswinya yang tercatat di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. \"Ini kejadian yang betul-betul memukul civitas akademik Unib, dan sangat menyedihkan dan sangat tragis. Selain dibunuh juga dikubur hidup-hidup,\" katanya.
Almarhumah Wina tercatat sebagai mahasiswi semester lima di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, ia merupakan anak yang baik dan pendiam, dan tekun belajar. Mahasiswi ini juga tercoaver dalam asuransi mahasiswa, sehingga keluarga berhak atas asuransinya. Namun tak disebutkan berapa besaran yang akan diterima, namun setidaknya mampu membantu orangtuanya sebagai bentuk kepedulian universitas dan mahasiswa Unib.
Sebelum jenazah dipulangkan ke kampung halaman, seluruh pejabat dan sejumlah mahasiswa Unib menyempatkan diri ke RS Bhayangkara untuk turut andil dalam menyaksikan autopsi sekaligus mendampingi keluarga korban. Pihak Unib juga mengutus perwakilannya untuk datang langsung ke rumah duka.Saya juga perintahkan dua orang staf untuk berangkat ke Ipuh untuk melakukan proses evakuasi sekaligus mengikuti takziah sejak malam ini,\" imbuhnya.
Atas kejadian ini, pihak universitas Bengkulu mengaku kecolongan, pasalnya sejak beredarnya informasi hilangnya Wina, tidak ada kabar ke universitas, dan baru diketahui ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Meminimalisir terulangnya kejadian ini, pihak Universitas Bengkulu berencana melakukan penataan dan melakukan pendataan jumlah mahasiswa yang menginap di kos-kosan, sehingga gampang melakukan pelacakan jika ditemukan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Pria yang akrab disapa Erik ini meminta peristiwa ini untuk diinvestigasi dan diusut secara tuntas oleh pihak berwenang sehingga pelaku segera terungkap dan diberikan hukum yang setimpal dengan perbuatanya. (247/167/127)