Ini semua dilakukan perusahaan sebagai upaya untuk membangun pembangkit listrik ramah lingkungan dan modern di Provinsi Bengkulu. Bahkan dalam proses pembangunannya, perusahaan telah mengurus izin perlindungan lingkungan dan mematuhi kepatuhan hukum dalam beroperasi.
Seperti diketahui, desain pembangunan PLTU Bengkulu menggunakan konsep yang modern dan dukungan material konstruksi yang canggih. Ini semua dilakukan untuk mengurangi dampak lingkungan seperti polusi udara, air, tanah, dan lain-lain.
PLTU Bengkulu 2x100 MW memiliki Stockpile batu bara, Stockpile abu, dan terminal bongkar batu bara. Selain itu, PLTU Bengkulu juga memiliki membran anti-rembesan HDPE (High Density Polyethylene) yang diletakkan di bagian bawah area batu bara dan area abu untuk memastikan bahwa penumpukan jangka panjang dari area batu bara dan area abu tidak akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya.
Kemudian pada dinding penahan batu bara di sekitar area batu bara juga dilengkapi dengan alat semprotan kabut air dan gudang batu bara kering. Dibandingkan dengan tambang batu bara lainnya di area yang sama, polusi debu dan lingkungan terminimalisir didalam gudang dipastikan aman.(*)
Pengelolaan Limbah yang Modern
Sistem pengolahan limbah yang akan dilakukan oleh PLTU Bengkulu 2x100 MW sudah menggunakan peralatan yang modern. Bahkan seluruh pembuangan air limbah pabrik seminimal mungkin tidak tercemar ke lingkungan sekitar.
Untuk mencegah pencemaran limbah sehari-hari, PT TLB telah menyiapkan satu set peralatan pengolahan skala kecil untuk integrasi limbah. Proses pengolahan utama dari peralatan limbah adalah oksidasi kontak biologis. Sehingga setelah pengolahan limbah domestik mencapai standar, maka akan dibuang melalui saluran air hujan.
Sementara itu, untuk pengolahan air limbah industri perusahaan menyiapkan tangki drainase berukuran 150 m3 yang terpasang tetap di ujung pabrik utama. Perusahaan juga telah menyiapkan tangki penyimpanan air limbah berulang ukuran 250 m3 dipasang di stasiun pengolahan air dan dua tangki aerasi penyimpanan air limbah ukuran 800 m3 dipasang di stasiun pengolahan air limbah.
Sehingga air limbah industri, air limbah berminyak, dan air limbah yang mengandung batu bara diolah oleh sistem pengolahan air limbah industri. Kemudian air limbah tersebut akan didaur ulang menjadi air biasa sehingga potensi limbah yang mencemari air akan sangat minim.
Selain itu, pembangkit listrik juga telah dilengkapi dengan pengumpulan air hujan abu batu bara khusus dan stasiun pengolahan untuk mengumpulkan dan mengolah air hujan dari area batu bara dan area abu. Setelah pengolahan limbah, indeks kualitas air limbah dibawah baku mutu standar pemerintah, tidak berwarna, dan memenuhi persyaratan pengolahan limbah di Indonesia. Limbah yang telah diolah juga dapat digunakan untuk pembersihan, penghijauan dan penyiraman, dan pengurangan debu di area abu pekarangan batu bara serta dapat digunakan secara berulang. (*)
Menjaga Kualitas Udara
Untuk menjaga kualitas udara agar tidak tercemar, PT TLB telah melengkapi pembangkit listrik dengan precipitator elektrostatik. Sehingga mampu mengurangi emisi polutan atmosfer. ESP (Elektrostatik Precipitator) adalah peralatan yang berfungsi untuk menangkap debu yang terbang bersama flue gas yang terbang melalui cerobong. Setiap boiler pada proyek ini dilengkapi dengan precipitator elektrostatik. Dengan demikian, diharapkan debu emisi dari cerobong dibawah baku mutu sesuai dengan yang telah di tetapkan pemerintah.
Pemantauan Debu
Selain pemantau asap, PT TLB juga fokus pada pemantauan debu. Oleh karena itu, perusahaan membangun ketinggian cerobong asap mencapai 120 meter dan suhu gas buang sekitar 150° C. Perusahaan memperkirakan ketinggian pengangkat asap sekitar 1000 meter, dan gas buang sepenuhnya disebarkan dan memiliki konsentrasi emisi lebih rendah.
Menurut data meteorologi dan wind rose plot di daerah Bengkulu, arah angin dekat pembangkit listrik sepanjang tahun berhembus ke arah Samudera Hindia, jauh dari daerah perkotaan dan desa, sehingga tidak akan mempengaruhi lingkungan provinsi Bengkulu. (*)