BENTENG, Bengkulu Ekspress- Dari hasil pendataan yang dilakukan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), sebanyak 2.300 hektare (Ha) sawah mengalami kekeringan tak bisa digarap.\"Akibat kemarau, 2.300 Ha lahan sawah kekeringan,\" kata Kepala Distan Benteng, Drs Supawan Said, kemarin (19/9).
Kekeringan lahan sawah membuat para petani gigit jari dan tak bisa berbuat banyak. Dalam kondisi seperti itu, kata Supawan, petani tak bisa bercocok tanam dan mengolah lahan untuk ditanami benih padi.\"Dari semua lahan yang kekeringan, beberapa hektare diantaranya dialihfungsikan oleh petani. Lahan sawah diubah agar bisa ditanami sayur-sayuran dan tanaman cabai. Akan tetapi, sebagian besar dibiarkan terbengkalai dan menunggu hujan turun,\" jelas Supawan.
Secara keseluruhan, lahan yang dilanda kekeringan saat ini merupakan area sawah tadah hujan yang memang bergatung pada curah hujan. Sedangkan, untuk lahan irigasi masih tetap bisa diolah dan dimanfaatkan seperti normal.
\"Secara keseluruhan, lahan persawahan di Kabupaten Benteng ada sebanyak 4.900 hektare. Sebagian besarnya merupakan tadah hujan,\" jelas Supawan.
Bagi yang sudah mulai menanam padi dalam kondisi air yang minim, Supawan membuka ruang kepada petani untuk bisa meminjam alat dan mesin pertanian (Alsintan) milik Distan Benteng.\"Kami memiliki 5 unit mesin pompa air yang ada di kantor Distan Benteng. Pompa air ini bisa digunakan untuk menyedot air dari sungai atau sumber air terdekat agar lahan sawah tetap berair,\" jelasnya.
Disisi lain, Distan Benteng telah berkoordinasi dengan Distan Provinsi Bengkulu agar penyaluran bantuan benih padi ditunda. Penyaluran benih untuk 3 ribu hektare tersebut dilakukan sesaat setelah hujan mulai turun.\"Setelah hujan mulai turun, baru benih padi disalurkan ke kelompok tani. Sehingga, saat area sawah sudah berair, masa tanam bisa langsung dilaksanakan,\" tandas Supawan.(135)