Wali Murid SDN 62 Kembali Demo Pemkot

Jumat 30-08-2019,10:15 WIB
Reporter : redaksi2
Editor : redaksi2

Medy: Pemkot Sudah Berikan Solusi

BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Puluhan wali murid SDN 62 Kota Bengkulu dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bengkulu melakukan aksi di halaman Kantor Walikota Bengkulu menuntut agar Walikota Bengkulu menyelesaikan polemik SDN 62 sehingga anak-anak mereka bisa mendapatkan ruang belajar yang layak, Kamis (29/8).

Hanya saja niat mereka untuk menemui walikota batal, lantaran Walikota dan Wakil Walikota sedang tidak ada di Bengkulu. Rombongan wali murid dan perwakilan IMM kemudian dibawa ke ruang rapat DPRD Kota Bengkulu. Selain anggota DPRD, didalam ruangan tersebut dihadirkan Kepala Dinas Pendidikan dan Asisten I Pemkot Bengkulu.

Sesuai kesepakatan antara DPRD Kota Bengkulu dan Pemkot Bengkulu kemudian menawarkan sejumlah opsi kepada wali murid terkait penyelesaian masalah tersebut. Yang pertama adalah menyewa gedung SDN 62 kepada ahli waris sampai gedung baru SDN 62 selesai dibangun.

Berapapun biayanya akan diusahakan tanpa menggunakan uang dari APBD karena akan memperpanjang prosesnya. Jika ahli waris tidak setuju, siswa akan ditempatkan di SDN 59 dan SDN 51. Atau, jika walimurid tidak mau anaknya bersekolah di SDN 59 atau SDN 51, dipersilahkan memilih sendiri Sekolah Dasar (SD) terdekat.

Proses pemindahan siswa tidak akan dipungut biaya sedikitpun dan akan dipermudah oleh Dinas Pendidikan Kota Bengkulu. Menurut pemkot dan DPRD Kota Bengkulu, belajar di lapangan tentu tidak nyaman, belum lagi jika kedepan cuaca hujan.

\"Pinjam dulu, atau disewa dulu, jika ada biaya sewa Pemkot dan DPRD siap membantu,\" jelas Anggota DPRD Kota Bengkulu dari Fraksi PAN, Kusmito Gunawan.

Hanya saja solusi yang diberikan oleh Pemkot dan DPRD Kota Bengkulu nampaknya tidak membuat puas wali murid. Mereka keberatan dengan solusi yang ditawarkan, wali murid memilih anak-anak mereka tetap bersekolah di lapangan tidak jauh dari SDN 62 dengan syarat menghadirkan guru-guru lama yang kabarnya sudah dipindahkan. \"Kami keberatan dan tidak mau anak kami dipindahkan ke SDN 59 dan SDN 51. Lebih baik di lapangan dengan syarat guru-guru yang lama didatangkan lagi,\" jelas Yani salah satu orang tua murid.

Wali murid memberikan tanggapan terkait opsi menyewa gedung SDN 62, menurut mereka pilihan tersebut bisa saja terealisasi jika ahli waris setuju dengan harga yang ditawarkan. Jika ahli waris tidak setuju, mereka akan kembali lagi menuntut agar anak mereka bisa bersekolah dengan layak. \"Jika tidak setuju, kami akan menuntut lagi sampai permasalahan ini selesai,\" tegas Wila salah satu wali murid.

Aksi tersebut dikawal ketat oleh personel gabungan Polres Bengkulu. Aksi damai tersebut dimulai sekitar pukul 10.30 WIB. Lebih kurang 40 menit melakukan aksi didepan gerbang kantor Walikota Bengkulu, perwakilan wali murid dan IMM dipersilahkan masuk ke ruang rapat DPRD Kota Bengkulu. Karena pembahasan cukup alot, rombongan baru meninggalkan gedung DPRD sekitar pukul 14.00 WIB.

 

Pemkot Beri Penjelasan Terkait Tuntutan IMM

Adanya demo Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bengkulu terhadap Pemkot Bengkulu mengenai persoalan SDN 62 mendapat respon dari Kadis Komunikasi, Informatika dan Persandian (Kominfosan) Kota Bengkulu Medy Pebriansyah. Dia mengatakan pemkot sudah memberikan solusi terkait persoalan tersebut. Ia menyampaikan, tuntutan IMM Bengkulu agar pihak Pemkot mengganti rugi biaya pindah sekolah siswa SDN 62 ke sekolah lain sebenarnya sudah dijelaskan kepada orangtua siswa pada saat pertemuan beberapa waktu yang lalu di Dinas Pendidikan Kota Bengkulu.

\"Pemkot melalui Diknas Pendidikan justru memfasilitasi siswa-siswi SDN 62 yang menginginkan pindah sekolah secara gratis. Ini sudah jelas, gratis,\" kata Medy.

Selain itu, langkah yang telah diambil Pemkot beberapa waktu lalu dengan memindahkan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ke SDN 51 dan SDN 59 adalah solusi terbaik di tengah kondisi disegelnya SDN 62 oleh ahli waris. Bahkan, Pemkot menyediakan Bus Pelajar untuk proses mobilisasi antar jemput siswa SDN 62 yang belajar di SDN 51 dan SDN 59.  \"Bus pelajar oleh pihak Diknas sementara dihentikan karena memang sebagian orangtua siswa lebih memilih mengantarkan anaknya langsung dari rumah, karena dirasa lebih praktis dibanding harus berangkat bersamaan,\" ujar Medy.

Terkait adanya informasi bahwa siswa-siswa SDN 62 yang bersekolah di dua sekolah tersebut saling ejek. Medy menanggapi bahwa itu adalah hal yang lumrah. \"Namanya juga siswa SD, tentu mereka butuh beradaptasi. Mungkin sesama siswa saling bercanda,\" ujarnya.

Terkait kondisi psikologis siswa, Medy juga mengatakan, Walikota Helmi dan Wawali Dedy Wahyudi sudah pernah mengunjungi dan berinteraksi langsung dengan siswa - siswa SDN 62 di lokasi sekolah sementara. Dari dialog yang ada, terlihat kondisi siswa-siswa itupun tetap senang dan bahagia tidak ada masalah. \"Justru ini kemudian terlihat seperti menjadi masalah ketika siswa siswi SDN 62 ini digerakkan untuk turun ke jalan, melakukan demo dan meminta minta sumbangan. Apa mungkin siswa SD bisa memesan banner untuk demo, membuat atribut kotak sumbangan dan lain sebagaimananya. Justru yang harus dicari saat ini siapa dalang yang melibatkan siswa siswi ini,\" tutupnya.(167/rls)

Tags :
Kategori :

Terkait