\"Fenomena yang mungkin di luar akal sehat. Sekarang di Provinsi Bengkulu, selama 4 bulan ini terjadi kelangkaan BBM jenis solar. Yang terjadi, bukan lagi antriean namun para sopir harus menginap untuk pembelian solar,\" terang Yurman Hamedi kepada Bengkuluekspress.com, Senin (15/7).
Dilanjutkan Yurman, setelah pertemuan dengan gubernur, Pertamina yang mengatakan bahwa ini sudah tidak ada masalah, namun aneh fakta di lapangan antrain mengular di SPBU-SPBU.
\"Saat ini kami akan kasih waktu 2 hari. Jika masih ada antrean itu berarti ini sudah pembodohan. Karena, kami ini merasa bagian masyarakat yang harus mendapat juga perhatian dari pemerintah. Maka dari itu teman-teman tadi sudah menyampaikan ya daripada sakit sendiri, lebih baik kita sakit sama-sama,\" pungkasnya.
Pemahaman inilah, lanjut Yurman, yang disampaikan dengan gubernur. Jikadalam 2 hari juga, GAPABARA turun ke jalan berdemo bila perlu memblokir akses di depan pertamina.
Kelangkaan BBM jenis solar subsidi di Provinsi Bengkulu saat ini masalah serius bagi Bengkulu dan dampaknya akan sangat besar bagi daerah. Ini persoalan serius yang harus disikapi oleh pemerintah daerah. Tidak bisa kejadian ini dibiarkan berlarut-larut. Dampaknya sangat besar bagi perekonomian di Provinsi Bengkulu.
\"Sebab, dengan sulitnya mendapatkan solar, para sopir tidak bisa menjalankan kendaraannya. Sementara untuk kehidupan mereka sehari-hari mereka tergantung dari hasil pendapatan sebagai sopir. Kemudian para pengusaha juga tidak bisa menjalankan aktifitas usahanya seperti biasa. Ini tentu menghambat bagi perputaran perekonomian daerah. Ekonomi Bengkulu bisa-bisa menjadi semakin terpuruk,\" ungkapnya.
Sales Retail pertamina Bengkulu Riza Rahmat usai menghadiri rapat Terbatas Tentang Kelangkaan Stock BBM di Provinsi Bengkulu mengatakan, kuotanya solar sudah ditambahkan hampir 25 persen dari biasanya. Pada bulan Juni itu melihat antrian yang ada, pertamina mengeluarkan 192 kilo liter per hari. Sedangkan untuk sekarang ini untuk mengantisipasi terjadinya antrian panjang, di angka 242 kilo liter sejak 10 Juli. \" Sebenarnya jika kita paksakan di angka 242 KL per hari itu, tidak cukup untuk akhir tahun. Maka pertamina maupun dari Pemda Bengkulu mengajukan usulan penambahan kuota solar ke BPH Migas,\" tutupnya. (HBN)