Ketua Tim Komputerisasi Dispendik Provinsi Bengkulu, R Wahyu DP MM mengatakan barcode yang ada disetiap LJK, berbeda setiap tahun. Akibatnya LJK yang dicetak pada UN tahun lalu tidak bisa digunakan untuk tahun depan.
\"Barcode itu terletak pada pinggiran LJK yang berwarna hitam. LJK yang tidak memiliki barcode tidak bisa digunakan. Karena mesin scanning akan menolak untuk membaca LJK itu,\" jelasnya.
Selain itu, jumlah LJK yang akan disebarkan ke masing-masing kabupaten/kota sangat terbatas. Disesuaikan dengan jumlah peserta ujian yang ada. Apabila terjadi kerusakan pada LJK, siswa dapat menukar LJK itu dengan menyertakan LJK yang rusak. Peristiwa ini pun juga harus dilaporkan pengawas ruangan yang ditulis dalam berita acara.
Disamping itu, LJK yang telah dimasukkan dalam amplop soal UN tidak bisa digunakan pada mata pelajaran yang berbeda. Setiap hari siswa akan menggunakan LJK yang berbeda.
\"Selain berbeda warna, Setiap hari LJK yang digunakan berbeda kode. Sesuai dengan mata pelajaran yang akan diujikan,\" terangnya. Tak hanya itu saja, LJK yang juga bagian terpenting dalam pelaksanaan ujian ini tidak bisa disimpan atau dibawa pulang oleh siswa. Seluruh LJK yang tidak digunakan harus dibawa kembali kemasing-masing Dispendik Kabupaten/Kota. Selanjutnya, tim penyelenggara UN akan membakar seluruh lembar LJK dan soal yang tersisa. Kegiatan tersebut, juga harus dihadiri oleh pihak kepolisian dan disertakan dalam berita acara kegiatan.
Guna menghidari kesalahan dalam penggunaan LJK, dia mengingatkan agar berhati-hati dalam pengisian. Karena LJK yang kotor atau robek tidak bisa digunakan lagi. Hal ini sangat merugikan siswa itu sendiri, bahkan dapat membuat siswa gagal UN.
LJK UN SD/MI, Diisi menyilang Ada yang berbeda dalam teknis penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) SD/MI yang akan dilaksanakan 13 mei mendatang. UN SD/MI hanya mengujikan 1 paket dan jawaban soal diisi dengan cara menyilang. Hal tersebut disampaikan Ketua Panitia UN Provinsi Bengkulu, Drs Budiyanta disela-sela melakukan rapat koordinasi penyelanggaran UN se-Provinsi.
\"Kami mengingatkan kembali, bahwa Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) telah menetapakan dalam pelaksanaan UN SD/MI soal yang akan diuji hanya 1 paket saja. Selain itu, cara mengisi jawaban soal dilakukan dengan cara menyilang,\" ujarnya. Disamping itu BSNP juga telah mengubah desain LJK dalam bentuk terbaru. Perbedaannya hanya disetting desainnya saja.
Kalau dulu tabel jawaban dibawah biodata siswa. LJK terbaru, tabel jawaban soal disebelah kanan sedangkan kolom identitas disebelah kiri LJK. Kendati terjadi perubahan wajah LJK tersebut tak banyak berubah, namun perubahan ini harus tetap disosialisasikan sekolah ke anak didiknya yang merupakan calon peserta UN SD/MI.
Budi menambahkan, walau pun berbeda, namun metode pengisiannya tetap dengan cara menyilang. Cara tersebut telah dilakukan sejak 4 tahun terakhir dengan menggunakan pinsil 2B dan harus diisi bulat penuh.
Menurutnya, cara pengisian menyilang lebih sederhana berbeda dengan cara membulat yang menuntut kehati-hatian, kadang menjadi momok yang menakutkan sehingga menyita waktu yang tidak sedikit. \"Kemampuan mengisi bulatan-bulatan penuh dengan sabar dan hati-hati. Kemampuan mengisi bulatan-bulatan penuh tersebut secara tidak langsung menjadi salah satu faktor penentu kelulusan,\" jelasnya.
Banyak keuntungan pengisian dengan tanda silang (X). Yaitu, waktu pengisian lebih cepat dan menjawab lebih banyak dan waktu untuk menghapus dan mengganti jawaban lebih cepat. Selain itu juga dapat mengurangi beban psikologis karena takut cara mengisinya kurang penuh dan lembar jawab lebih bersih, karena tidak terlalu banyak bulatan pinsil ataupun residu pinsil bekas hapusan.(128)