28 Lulusan UT Bengkulu Wisuda di Jakarta

Kamis 20-06-2019,09:31 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

Sebanyak 28 lulusan Universitas Terbuka Bengkulu, mengikuti wisuda sarjana di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC) Pondok Cabe, Jakarta 18 Juni 2019 lalu. Ke-28 sarjana tersebut adalah sebagian dari 536 lulusan yang telah dinyatakan lulus April 2019 lalu.

‘’Wisuda yang digelar di Jakarta adalah Wisuda periode ke-2 Tahun Akademik 2018/2019 Wilayah 1 tahun 2019. Sebenarnya dari Bengkulu ada 170 lulusan yang diundang untuk wisuda di Jakarta. Namun karena mahalnya harga tiket pesawat Bengkulu-Jakarta, maka yang ikut wisuda dari Bengkulu hanya 28 orang. Lulusan yang tidak ikut wisuda, mereka diwisuda pada Upacara Penyerahan Ijazah (UPI) September 2019 mendatang di Bengkulu,’’ tutur Kepala UT UPBJJ Bengkulu, Dr Yumiati, M.Si kepada Bengkulu Ekspress, di ruang kerjanya, kemarin.

Wisuda di UT Pusat setiap tahun digelar 6 kali. Wisuda periode 1, 2 dan 3 digelar pada bulan Juni 2019. Setiap wisuda dijadwalkan diikuti 3000 wisudawan. Hanya saja, karena tingginya harga tiket pesawat saat ini, jumlah wisudawan yang hadir hanya sekitar 1000 lulusan. Kendati demikian, kondisi tersebut tidak mengurangi kehidmatan pelaksanaan wisuda. Untuk wisuda periode 4 digelar 5 November 2019, periode 5 (12 November 2019) dan periode 6 (26 November 2019).

‘’Selain wisuda, para lulusan juga mengikuti seminar nasional (17 Juni 2019) dengan tema Peran Ombusman RI untuk Menjamin Akuntabilitas Layanan Publik oleh Ketua Ombusman RI, Prof. Amzulian Rifai, SH, LLM., PhD.,’’ ujarnya.

Menurut Yumiati, lulusan UT Bengkulu yang yudisium 1 April 2019 sebanyak 536 orang. Setelah dinyatakan lulus, di UT ada 3 cara penyerahan ijazah. Cara pertama adalah mengikuti wisuda yang digelar di UT pusat. Saat wisuda diserahkan ijazah, transkrip nilai dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah. Cara kedua adalah mengikut Upacara Penyerahan Ijazah (UPI) yang digelar UPBJJ di masing-masing daerah. Bengkulu setiap tahun menggelar 2 kali UPI. UPI kedua akan dilakukan September 2019 mendatang. Cara ketiga dengan diambil sendiri ke pengelola UT. Hal ini baru bisa dilakukan setelah pelaksanaan UPI.

Salah satu lulusan yang mengikuti wisuda di Jakarta, Sustini, SPd mengaku gembira dan terharu akhirnya dirinya bisa menjadi sarjana. Ia hadir pada wisuda tersebut bersama suami, kedua anaknya dan kedua orang tuanya.

‘’Waktu awal kuliah saya sebenarnya sempat takut. Takut tidak bisa mengikuti kuliah sebagaimana mestinya. Karena saya tahu, kuliah akan banyak tugas dan harus belajar. Sementara saya ibu rumah tangga dengan dua anak, dan bekerja sebagai kepala sekolah di TK Kartika, Desa Padang Baru, Kecamatan Kaur Tengah, Kabupaten Kaur. Namun, alhamdulillah berkat dukungan suami dan keluarga, saya bisa menyelesaikan studi dan mengikuti wisuda di Jakarta,’’ ujar sarjana PAUD yang meriah IPK 3,17 ini.

Sustini mengaku kuliah di UT tidak ada pungutan apapun. Kuliah mudah dipahami, para tutor yang memberikan tutorial juga nyambung dengan mahasiswa. ‘’Dengan kuliah saya bertambah wawasan dan ilmu. Saya juga bisa kenal dengan para tutor yang hebat dan pintar-pintar. Saya juga bertambah teman. Sebenarnya, menjadi mahasiswa seperti mimpi. Setelah menikah selama 10 tahun, lalu tinggal di Kaur, peluang untuk kuliah itu kecil. Apalagi saya juga bekerja. Alhamdulillah ada UT, saya bisa kuliah jarak jauh. UT sangat membantu kami, para lulusan SMA untuk menjadi sarjana,’’ tuturnya.

Hal senada diungkap gadis Argamakmur, Dwaras Mita Qurnala, SE. Wisudawan lulusan akuntansi ini mengaku hadir pada wisuda di Jakarta seorang diri. Ia tidak didampingi keluarga. ‘’Setamat SMA, saya ngangur satu tahun. Lalu saya dapat info dari guru di SMA dulu, bahwa UT membuka pendaftaran mahasiswa baru tidak mampu melalui program beasiswa Bidik Misi.

Alhamdulillah saya bisa lulus seleksi dan bisa kuliah di UT dan dapat beasiswa Bidik Misi. Selama kuliah, prestasi akademik sangat saya perhatikan, sehingga program beasiswa tersebut bisa saya terus dapatkan hingga saya berhasil menyelesaikan studi selama 4 tahun dengan IPK 3,63,’’ ungkap Mita, yang saat ini telah bekerja sebagai honorer di Kantor Lurah Gunung Alam Kecamatan Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara.

Menurut Mita, kuliah di UT itu mudah, sangat membantu dan membuat mahasiswa lebih mandiri. Tutor di UT juga menyenangkan dan sangat membantu. ‘’Para tutor di UT mengerti kami. Kalau kami belum menyelesaikan tugas, kami tetap diberi keringan dan jalan keluar. Pokoknya, bagi lulusan SMA yang mau langsung kerja namun tetap ingin kuliah, UT adalah solusinya. Uang kuliahnya terjangkau dan banyak diberikan kemudahan. Kalaupun terhambat di pembayaran, bisa berhenti dan nanti bisa lanjut lagi,’’ tuturnya.

Tentang program beasiswa Bidik Misi, diakui oleh Yumiati memang ada di UT Bengkulu. UT Bengkulu mendapat program beasiswa Bidik Misi untuk setiap tahun satu kelas, sebanyak 25 orang. Beasiswa Bidik Misi berbasis kelas, hanya untuk program studi tertentu. Setiap tahun program studinya bisa berbeda. Jadi seperti Mita Argamakmur, seluruh peserta beasiswa Bidik Misi mengambil jurusan Akuntansi. Pada tahun-tahun selanjutnya beasiswa diberikan kepada mahasiswa jurusan lain, seperti Agribisnis atau Administrasi Negera. ‘’Beasiswa Bidik Misi tahun 2019 ini diberikan kepada mahasiswa Administrasi Negera,’’ ujarnya.(**)

Tags :
Kategori :

Terkait