BENGKULU, bengkuluekspress.com – Rektor IAIN Bengkulu Rektor IAIN Bengkulu, Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M.Ag.,MH,meminta pengalihan aset STQ ke IAIN Bengkulu, disegerakan. Karena, lambannya pengalihan STQ itu keIAIN Bengkulu, selama ini membuat banyak terjadi tindak kriminalitas yang membahayakan danmerugikan masyarakat Bengkulu. Sebagaimana kejahatan pembunuhan terhadap seorang pelajar RoyNaldi (19), warga Perumahan Alfatindo, Kelurahan Sumur Dewa, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu,yang terjadi di arena STQ, pada Senin malam (8/4/19). Bahkan selama ini aksi kejahatan perampokan,pembegalan hingga pemerkosaan juga kerap terjadi di kawasan Jalan Raden Patah tersebut.
Rektor berharap tindak kejahatan tersebut cepat diberantas agar tidak lagi terulang tindak kejahatan dikawasan STQ. Dengan mengalihkan STQ ke IAIN Bengkulu. Selain itu, Rektor juga terus berdoa agarpara pengambil keputusan mendapat hidayah agar aset STQ dapat dialihkan kepada IAIN Bengkulu.
“Sampai saat ini terus dilakukan pendekatan agar aset tersebut dialihkan ke IAIN Bengkulu, agar tindakkejahatan di kawasan STQ tidak lagi terjadi. Terlebih kejadian pembunuhan dan pemerkosaan yang terjadi di kawasan tersebut dapat menjadi bahan renungan bagi pengambil keputusan,” terang Rektor.
Menurut Sirajuddin, kriminalitas yang terjadi ini tanggung jawab bersama. Terlebih kejadian kejahatandan maksiat ini bukan lagi yang pertama kali terjadi di kawasan STQ.“Masyarakat pasti beranggapan STQ itu milik IAIN Bengkulu. Padahal walaupun bangunan tersebutberada di lahan IAIN Bengkulu, namun asetnya masih milik Pemda Provinsi Bengkulu”, tambahnya.
Kejadian kejahatan yang terjadi di dekat lingkungan kampus seperti di STQ yang berdekatan dengan IAINBengkulu, kata Sirajuddin, hendaknya menjadi perhatian khusus dan pembelajaran yang harus cepatditangani. Karena, kalau tidak menjadi pembiaran aksi kejahatan tidak manusiawi terus menimpamasyarakat. Kejadian kejahatan seperti pembunuhan, pemerkosaan, kecelakaan akibat balap liar di STQselama ini sampai ada yang meninggal dunia.“Dari kejadian ini harus segera diproses agar pihak IAIN Bengkulu, dapat menentukan dan mengambil sikap agar kejadian ini tidak lagi terjadi,” jelas Rektor
Perlu diingat aset STQ dialihkan ke STAIN Bengkulu apabila telah beralih status menjadi IAIN Bengkuludan sekarang alih status telah terlaksana, tetapi belum juga direalisasikan. Janji ini mulai dari masaGubernur Hasan Zen, Agusrin, Junaidi Hamzah, hingga Ridwan Mukti belum juga terealisasi.
\'\'Begitu juga dengan para anggota DPRD kita dijanjikan lagi aset diserahkan kalu kita sudah jadi UIN. Nahorang dari kementerian pusat melihat, wah ini kita bukan hidup dengan janji saja. kita harus dengankenyataan. Tak bisa seperti itu. Kita ambil hikmahnya paling besar, mudah mudahan kita sadar semua untuk memproses secepatnya. Kita prihatin terjadi di kampus Islam,” terang Rektor IAIN Bengkulu.
Rektor IAIN Bengkulu menegaskan, pengambil kebijakan jangan berfikir kejadian pembunuhan ini yangterakhir. Potensi kejadian yang sama itu sangat besar terjadi lagi. Bisa terjadi pembunuhan pemerkosaanyang berikutnya akan ada lagi jika tidak ada tindakan dari pengambil keputusan. (Humas/cik8/prw).