BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah menyiapkan 3 progran unggulan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Ketiga program unggulan tersebut yakni kawasan kampung nelayan, asuransi pelajar, dan penguatan BUMDes.
Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Setda Provinsi Bengkulu, Dr Anzori Tawakal ST mengatakan, pihaknya melalui TPID memiliki 3 program unggulan. Program unggulan tersebut berdasarkan hasil rapat pembahasan Pemprov Bengkulu dengan beberapa OPD terkait.
\"Perlu kita sampaikan bahwa saat ini TPID Provinsi Bengkulu memiliki 3 program unggulan dalam rangka peningkatan perekonomian di Bengkulu,\" kata Anzori Tawakal, Rabu (20/3).
Program kawasan kampung nelayan sejahtera menyasar nelayan yang ada di Bengkulu, bahkan pihaknya telah membuat percontohan program ini di Kelurahan Sumber Jaya Kota Bengkulu.\"Melalui program ini para nelayan yang belum mendapatkan bantuan modal, nanti akan diberi modal usaha untuk berdagang atau menghasilkan produk sehingga bisa meningkatkan ekonomi keluarganya,\" ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga memberikan asuransi khusus pelajar, bahkan sudah ada 5.000 pelajar di Kota Bengkulu yang telah mendapatkan kartu asuransi pelajar. Dengan asuransi ini, para pelajar dapat menempuh pendidikan dengan aman dan nyaman.\"Kita berharap melalui program asuransi ini banyak pelajar di Bengkulu bisa terus melanjutkan sekolahnya,\" ungkap Anzori Tawakal.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan pembiayaan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Provinsi Bengkulu. Salah satu BUMDes yang dinyatakan cukup berhasil pengembangannya yaitu di Rejang Lebong.\"Ada 2 BUMDes di Kabupaten Rejang Lebong yang kita bantu permodalannya, untuk semakin mengembangkan perekonomian masyarakat di sekitar situ,\" ungkapnya.
Keduanya dipilih sebagai BUMDes yang diperbantukan permodalannya oleh Pemprov, mengingat potensinya cukup baik karena 2 BUMDes tersebut merupakan 5 terbaik dari 1.000 BUMDes yang ada.\"Saya lupa namanya, tapi keduanya itu di daerah Lembak sekitaran SBU,\" tutupnya.
Targetkan Swasembada Pangan
Pemerintah Kota Bengkulu melaksanakan rapat koordinasi bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bengkulu yang dipimpin Wakil Walikota, Dedy Wahyudi SE MM, kemarin (20/03). Dari data yang ada, nilai jasa angkutan udara yakni tarif pesawat dan telur serta daging ayam potong menjadi salah satu penyumbang angka terbesar inflasi.\"Sebagai solusinya, semua bupati dan walikota akan memberikan laporan kepada gubernur untuk meminta maskapai penerbangan menego ulang harga tiket yang lebih murah,\" ujar Dedy.
Menurut Dedy, solusi masalah ini harus dilakukan secara berjenjang, mulai dari jangka pendek, menengah, dan panjang. Untuk jangka pendek, sambungnya, operasi pasar harus tetap digalakkan. Sementara, untuk solusi menengah atau panjang harus ada stimulus ataupun bantuan untuk peternakan ayam dan telur di Kota Bengkulu sendiri. Ia juga menyebutkan bahwa sudah ada salah satu investor untuk berinvestasi di di Kabupaten Kepahiang.
Hal ini sangat didukung oleh pemerintah kota, terlebih lagi dalam waktu dekat sudah ada jalan tol yang melintasi Kepahiang dan Kota Bengkulu, sehingga harga ayam dan telur bisa lebih murah dan tidak impor lagi dari provinsi lain. Dengan demikian, ia berharap nantinya Kota Bengkulu bisa surplus dan tak perlu impor telur dan daging ayam dari luar daerah lagi.
\"Merangsang petani atau investor untuk membuat peternakan secara besar-besaran adalah hal yang sangat bagus untuk kita pikirkan.\" jelasnya.
Pihaknya juga menargetkan jelang Ramadhan dan hari raya Idul Fitri mendatang, distribusi bahan baku seperti sembako terjamin dan semua harga harus stabil. \"Dari pihak Bulog tadi juga sudah komitmen semua persediaan aman saat memasuki bulan Ramadhan kemudian kita intervensi program-program strategis,\" terang Dedy.
Sementara itu, Kepala Tim advisory dan Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Bengkulu, Rifat mengatakan tren inflasi di Bengkulu mulai menurun secara signifikan yang sekarang di bawah inflasi nasional pada angka 2,35 persen. Ini menjadikan TPID Bengkulu menjadi kandidat di TPID award yang cukup diperhitungkan setelah Sumatera Barat.
“Konektivitas barang dan sinergitas dengan daerah lain akan membantu penurunan inflasi dan program pasar murah ramadhan masih menjadi andalan menjaga inflasi,\" tuturnya. (805/999)