BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Jika sebelumnya Provinsi Bengkulu hanya mampu melakukan ekspor batubara dan CPO, saat ini Bengkulu telah mampu melakukan ekspor kayu dan cangkang sawit ke Tiongkok dan Thailand. Kegiatan ekspor ini diharapkan dapat meningkatkan neraca perdagangan di Bumi Rafflesia. Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan (KKIP) Kementerian Pertanian RI, Ir Barantan Sujarwanto didampingi Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Bengkulu, Mochamad Ischaq mengatakan, kegiatan ekspor ini bisa terlaksana berkat kerjasama antara Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Bengkulu dengan CV Makmur Abadi Bengkulu. Sehingga membuat Bengkulu bisa melakukan ekspor komoditas pertanian berupa kayu olahan sebanyak 823 meter kubik dengan nilai Rp 4 miliar dan cangkang sawit sebanyak 8.500 metrik ton dengan nilai Rp 5 miliar.
\"Saat ini Kementerian Pertanian melalui badan karantina pertanian terus menggalakkan ekspor komoditas pertanian di Indonesia termasuk Bengkulu, melalui Program Agrogemilang,\" kata Sujarwanto usai melepas ekpor kayu olahan dan cangkang sawit di Kota Bengkulu, kemarin (19/3).
Seperti diketahui, saat ini di Bengkulu ada sekitar 100 peserta yang mengikuti program Agrogemilang. Melalui program tersebut, Karantina Pertanian Bengkulu nantinya akan memberikan sertifikasi untuk komoditas yang akan di ekspor ke luar negeri sehingga kedepan tidak ada lagi hambatan dalam ekspor. \"Selama ini produk ekspor kita selalu di kembalikan, setelah kita melakukan sertifikasi produk maka nantinya barang tidak di Reject di negara tujuan,\" tutur Sujarwanto.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA melalui Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Ir Ricky Gunawan mengaku, kegiatan ekspor komoditas hasil perkebunan ini nantinya bisa mempercepat ekonomi Bengkulu.
\"Akselerasi ekpor karantina pertanian untuk menghasilkan komoditas pertanian unggulan sudah dilaksanakan secara baik, alhamdulillah kita bisa melakukan ekspor,\" ujar Ricky.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ekspor tersebut diharapkan nilai ekspor Bengkulu bisa semakin meningkat. Bahkan hingga Januari 2019 lalu, Bengkulu tercatat telah melakukan ekspor mencapai US$15,95 dimana komoditas utama adalah batubara dan CPO. Dengan adanya ekspor ini diharapkan nilai ekspor Bengkulu bisa semakin meningkat. \"Kita harapkan pada 2019 ini nanti neraca perdagangan di Bengkulu bisa surplus dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah,\" tutupnya.
Selain itu, Direktur CV Makmur Abadi Bengkulu, Susiana mengatakan, sangat bersyukur bisa ikut membantu peningkatan ekonomi daerah melalui kegiatan ekspor. Apalagi permintaan ekspor untuk wood charcol (arang), rubber wood, dan cangkang sawit dari luar negeri juga cukup tinggi. Dimana komoditas tersebut nantinya digunakan untuk bahan bakar perusahaan industri di Tiongkok dan Thailand. \"Cangkang sawit dan kayu itu nantinya jadi bahan bakar disana, karena selama ini banyak industri di Cina menggunakan batu bara, tetapi cangkang dan arang lebih bagus dari batu bara, makanya permintaannya tinggi,\" tutupnya.(999)