BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Maraknya kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terjadi belakangan ini membuat masyarakat khawatir. Karena, beberapa pihak telah memberikan solusi untuk menekan jumlah korban yang terserang penyakit ini. Salah satunya dengan menggunakan ikan cupang.
Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Bengkulu, Ardinan Pribadi SSt Pi MPi mengatakan, untuk memberantas DBD yang paling efektif adalah dengan melepas ikan cupang. Karena DBD tidak dapat menyerang orang tanpa melalui perantara nyamuk, sehingga dengan melepas ikan cupang di daerah yang tergenang air maka jentik nyamuk akan berkurang.
\"Ikan cupang dikenal rakus, mampu melahap 80 jentik dalam satu kali makan yang ada di genangan air,\" kata Ardinan, kemarin (19/2).
Menurutnya, ikan cupang bagus ditempatkan di bak mandi atau wadah dengan volume air cukup dengan ketinggian minimal 5-6 sentimeter (cm). Atau bisa juga disebarkan di selokan-selokan dan genangan air lainnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni SKM mengatakan, cara tersebut dirasa cukup efektif diantara beberapa alternatif yang telah dilakukan.
\"Saya rasa cara tersebut lumayan efektif jika dilakukan dengan benar,\" tuturnya.
Dengan melepas ikan cupang di daerah yang didaerah yang menjadi tempat hidup jentik nyamuk DBD, maka jumlah korbannya bisa menurun. Karena hingga pertengahan Februari 2019 ini, ada 180 warga Bengkulu terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) positif yang tersebar di kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu. \"Dari 180 kasus DBD itu, dua orang penderita di antaranya meninggal dunia, karena terlambat mendapat penangganan dari petugas medis,\" kata Herwan.
Menurutnya, kasus DBD yang terjadi di daerah ini sudah masuk kategori tinggi, tetapi belum masuk dalam Kejadian Luar Biasa (KLB), karena jumlah kasusnya belum mencapai dua kali lipat dari tahun lalu. Dari 180 kasus DBD di Provinsi Bengkulu, terbanyak penderitanya di Kota Bengkulu dan Kabupaten Seluma. Khusus di Kota Bengkulu, masih banyak daerah kumuh, sehingga saat musim hujan nyamuk Aedes Aegypti bertelur dan berkembang baik.
Hal ini menyebabkan warga setempat banyak terjangkit DBD positif, seperti yang terjadi saat ini. Namun, Ia tidak menjelaskan secara pasti jumlah kasus DBD di Kota Bengkulu dan Seluma. \"Dari 180 kasus DBD, terbanyak korbanya berada di Kota Bengkulu dan Seluma. Sedangkan sisanya tersebar di delapan kabupaten lainya di Bengkulu,\" ujarnya.
Untuk menekan kasus tersebut, Dinkes melalui Kemitraan Kemenkes membagikan 2.500 lembar kelambu secara gratis kepada masyarakat di tujuh kabupaten dan kota sebagai endimik DBD dan malaria. \"Pembagian kelambu secara gratis tersebut bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit malaria dan DBD, khususnya di kalangan anak-anak, bayi dan ibu hamil. Dengan demikian, mereka akan terhindar dari ancaman penyakit malaria dan DBD, terutama pada saat musim hujan sekarang,\" tutupnya.(999)