Berdasarkan informasi, distribusi BSM di paling lambat pada akhir 2018, sudah 100 persen. Berdasarkan pantauan BE di lokasi, ribuan tabungan BSM itu masih menumpuk dan terbungkus kantong plastik disalah satu ruang di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu. Sejumlah aparatur sipil negara mulai mendata satu persatu nama dan dikelompokkan berdasarkan sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu Dra, Rosmayetti MM saat dikonfirmasi tak membantah masih menumpuknya kartu BSM dikantornya. Sesuai data penerima yang berhak menerima Kartu BSM tahun 2018 di kota Bengkulu sebanyak 7.858 penerima, rincianya penerima BSM tingkat SMP sebanyak 1.500 orang, dengan besaran yang diterima Rp 750 ribu /orang/tahun. Sedangkan kuota penerima BSM tingkat SD sebanyak 6.358 orang, dengan besaran Rp 500 ribu/anak/tahun.
Ia beralasan bahwa pemberian Bantuan Siswa Miskin tidak lagi digelontorkan ke rekening sekolah, melainkan menggunakan tabungan dari salah satu Perbankan di Bengkulu. Proses transfer sudah berlangsung lama, lantaran proses transfer di perbankan berdasarkan abjad siswa penerima, bukan berdasarkan nama siswa dan nama sekolah, maka pihak Dinas Dikbud memandang perlu melakukan penyisiran ulang nama dan mengelokkan per sekolah.
\" Kita sudah melakukan penyisiran nama-nama untuk mendistribusikan BSM, karena jumlahnya banyak perlu kehati-hatian untuk pendistribusian ATM dan buku tabungan itu, agar semuanya bisa tersalurkan kepada mereka yang berhak mendapat BSM itu,\" katanya.
Setelah usai disisir secepatnya kami akan mendistribusikan kepenerima, kita kawatir jika terburu-buru maka berdampak terhadap pendistribusian, \" Khawatirnya pendistribusianya nanti tidak sama dengan nama yang diusulkan, \" aktanya .
Diyakini usai penyisiran, pendistribusian agar segera dilakukan, tehnisnya sekolah akan menjemput ke Dinas Dikbud Kota Bengkulu , dan sekolah membagikan ke siswa/siswi di sekolahnya masing-masing. Rosmayetti berharap, dengan sistem buku tabungan ini maka BSM yang digelontorkan melalui APBD tahun 2018 dapat diterima langsung siswa bersangkutan.
Dan dengan tabungan tersebut, jika anak bersangkutan masih sekolah dan dinyatakan layak menerima kembali, maka akan mendapat bantuan untuk tahun selanjutnya. \"Sistem tabungan ini mampu meminimalisir kecurangan-kecurangan, dan besaranya diterima penuh tanpa adanya potongan apapun, \" tandasnya.(247)