RATU SAMBAN, BE - Sebanyak 240 Balita (anak dibawah umur 5 tahun) di Kota Bengkulu mengalami kekurangan gizi. Rinciannya, 41 Balita mengalami gizi buruk dan 199 Balita gizi kurang. Hal tersebut dilihat dari berat badan mereka jauh dibawah normal, lantaran kekurangan asupan makanan seimbang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, drg Edriwan Mansyur melalui Kasi Gizi, Desri Suryani menuturkan, dari 2.160 Balita yang disampling di 20 Puskesmas yang ada di Kota Bengkulu, dibedakan dalam 4 kategori, yakni gizi buruk, gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih.
Dari hasil sampling yang dilakukan, selama tahun 2012 diketahui 41 Balita mengalami gizi buruk. Ke-41 Balita ini diketahui 6 Balita tambahan dari tahun 2011, 7 orang pindah keluar kota dan 1 orang meninggal. Sedangkan gizi kurang, ditemukan sebanyak 199 Balita, dan 1.888 Balita gizi baik dan sisanya, 41 Balita mengalami gizi lebih.
Diakui Desri, tingginya angka kekurangan gizi dan gizi buruk ini bukan berarti tidak berhasilnya program sadar gizi. Justru dengan banyak ditemukan Balita yang memiliki gizi rendah, membuktikan tingkat kinerja surveilans yang disebar di Puskesmas, aktif bekerja.
\"Dinkes terus melakukan pendataan kondisi Balita setiap pelaksanaan Posyandu. Keaktifan petugas dalam melaksanakan Posyandu, mampu menemukan adanya balita yang mengalami kekurangan gizi. Kami memang wajib melacak dan kalau ditemukan, akan memudahkan penanganannya,\" tuturnya.
Status gizi, lanjutnya, berdasar perbandingan berat badan dan umur Balita. Pemantauan juga dilakukan dengan mengukur berat dan tinggi badan anak.
Masih dikatakan Desri, penyebab utama kekurangan gizi adalah faktor ekonomi. Namun ada juga faktor lain yang juga sangat berpengaruh yakni salah memberikan asupan makanan, sehingga Balita mengalami kekurangan gizi.
Pada umumnya penderita gizi kurang dan gizi buruk bukan hanya dipengaruhi pola konsumsi makanan, namun dipengaruhi dengan mengidap beberapa penyakit bawaan. \"Kita sudah berikan makanan tambahan seperti biskuit, susu, dan banyak lagi. Namun setelah dikonsumsi dan berat badannya mulai normal, anak bersangkutan mengalami sakit bawaan seperti TB baru sehingga berat badanya turun kembali,\" katanya.
Untuk pemulihan gizi buruk dan kurang gizi ini, Dinkes telah mengupayakan dengan mengusulkan anggaran masing-masing Balita mendapatkan bantuan makanan tambahan. Dengan begitu, kasus kekurangan gizi di Bengkulu semakin hari akan semakin berkurang, dan pemahaman kesadaran gizi akan semakin meningkat. (247)