Pabrik Minyak Goreng Dibangun

Kamis 15-11-2018,09:25 WIB
Reporter : Redaksi Terkini
Editor : Redaksi Terkini

Serap 1500 Pekerja

BENGKULU, Bengkulu Ekspress- Kabar gembira bagi masyarakat Bengkulu. Investor asal India pada hari ini (15/11) akan merealisasikan Pembangunan Pabrik Minyak Goreng senilai Rp 4 triliun lebih di lahan seluas 20 hektar di Desa Talang Beringin Kecamatan Semidang Alas Maras (SAM) Kabupaten Seluma dengan melakukan peletakan batu pertama. Pabrik minya goreng ini nantinya akan menyerap 1500 pekerja.

\"Kami akan melakukan peletakan batu pertama, dan diharapkan pada 2021 Pabrik ini bisa segera beroperasi di Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu,\" kata Presiden Direktur PT Sudevam Ultratec Green, Lalit Kumar, kemarin (14/11).

Dia menjelaskan, pabrik tersebut nantinya akan memproduksi sebanyak 1.000 Ton atau 220 ribu Ton minyak goreng pertahun. Jumlah produksi sebesar itu, mampu memenuhi kebutuhan minyak goreng di Bengkulu dimana tingkat konsumsinya hanya mencapai 60 ribu Ton pertahun. Artinya perusahaan masih surplus mencapai ratusan ribu ton minyak goreng setiap tahunnya.

\"Harapan kami dengan jumlah produksi minyak goreng yang tinggi, maka masyarakat Bengkulu bisa membeli produk minyak goreng dengan harga lebih murah,\" terang Lalit Kumar.

Produk minyak goreng yang akan diberi nama Sudevam Bumi Rafflesia (Subur) ini, tidak hanya mampu memberikan minyak berkualitas dengan harga murah. Akan tetapi perusahaan juga diyakini mampu memberikan kesejahteraan bagi petani sawit di Bengkulu.

Hal ini dapat terjadi mengingat transaksi pembelian baku juga akan melibatkan para petani kelapa sawit di Bengkulu. Dimana perusahaan akan membuat komitmen bersama petani dengan disaksikan oleh Notaris dan menetapkan harga sawit sebesar Rp 1.000 per kilogram (Kg).

Harga tersebut berlaku untuk petani yang menjual kelapa sawit langsung ke Pabrik, sementara yang menjual dengan cara dijemput oleh angkutan sawit perusahaan akan terkena potongan biaya per kgnya.\"Kami pastikan harga Tandan Buah Segar (TBS) Rp 1.000 per kg, tetapi kalau kami menjemput buahnya maka akan dipotong biaya angkut sebesar Rp 75 per kg untuk radius 25 kilo meter (KM) dan Rp 110 per kg untuk radius 26 - 50 KM, jadi petani bisa dapat pendapatan bersih Rp 890 per kg\" imbuhnya.

Ketetapan harga TBS tersebut dilakukan perusahaan dengan tujuan agar para petani di Bengkulu bisa sejahtera. Bahkan berdasarkan hitungan perusahaan, setidaknya satu orang petani kelapa sawit di Bengkulu mampu mengantongi penghasilan minimal Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta setiap bulannya. Ini dapat terjadi karena perusahaan akan menjalin kerjasama dengan para petani di Bengkulu dimana TBS hanya boleh dijual langsung ke Perusahaan tanpa melalui toke.\"Di India kami kerja dengan petani dan bayar langsung dengan petani tanpa perantara toke, ini komitmen kami,\" terang Lalit Kumar.

Dengan memotong rantai distribusi antara petani dan toke maka diyakini harga kelapa sawit di Bengkulu tidak akan mengalami pasang surut. Lebih lagi Investor asal India ini setelah mendirikan pabrik minyak goreng, juga akan membangun pabrik CPO. Sehingga harga kelapa sawit di Bengkulu juga akan semakin bergairah. \"Kami berharap harga sawit di Bengkulu bisa stabil, dan mensejahterakan masyarakat sekitar,\" tutur Lalit Kumar.

Tidak hanya itu, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Perusahaan minyak goreng ini juga akan mendirikan sarana pendidikan dan fasilitas kesehatan serta menyerap 90 persen tenaga kerja lokal. Bahkan pihaknya juga akan mengundang beberapa investor baik dari Asia maupun Eropa untuk berinvestasi di Bengkulu. \"Tidak hanya fasilitas pendidikan dan kesehatan, kami juga akan merekrut sekitar 1.500 tenaga kerja dimana 90-95 persen tenaga kerja lokal dan sisanya tenaga kerja dari luar seperti enginer dan tenaga ahli,\" tutupnya.

Sementara itu, Plt Gubernur Bengkulu, Dr H Rohidin Mersyah MMA mengaku, dengan berdirinya pabrik minyak goreng yang sudah ditunggu-tunggu masyaarakat ini, tidak hanya fokus pada pengelolaan minyak goreng dan CPO saja, melainkan juga ada beberapa sektor investasi baru lainnya yang akan dibangun pihak investor nanti.

Mengingat banyaknya Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Bengkulu, dinilai bisa dimanfaatkan pihak ketiga. Apalagi dalam perizinan, Pemerintah Daerah juga sudah memberikan kemudahan.\"Diharapkan keberadaan pabrik pengolaan CPO dari PT Sudevam ini bisa menjadi pendorong dalam membuka investasi masuk ke Bengkulu dari sektor lainnya. Bahkan diyakini dengan adanya pabrik itu harga komoditas Tandan Buah Segara (TBS) kelapa sawit petanian naik,\" tukasnya.(999)

Tags :
Kategori :

Terkait