KEPAHIANG, Bengkulu Ekspress – Panitia seleksi daerah (Panselda) CPNS Kabupaten Kepahing tidak melakukan pencocokan foto KTP dengan wajah peserta saat pemeriksaan. Panitia hanya melakukan pengecekan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan nomor ujian saja. Kemudian para peserta sudah dipersilahkan masuk ke dalam ruang ujian.
Pengamatan langsung Bengkulu Ekspress di lokasi tes, panitia yang merupakan ASN Badan Kepegawaian Daerah Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Kepahiang tersebut dipimpin langsung Dr Periyandi MM. Sama sekali tidak melakukan pengecekan terhadap kecocokan wajah dengan KTP peserta.
“Tadi yang dicek hanya KTP dan nomor ujian, tidak ada pengecekan kecocokan wajah peserta dengan foto di KTP,” ujar seorang peserta yang enggan disebutkan namanya.
Sementara Periyandi ditemuai di lokasi ujian di UPT Bengkulu mengaku, seluruh proses tes berjalan dengan lancar. Tidak ada kendala berarti yang dihadapi peserta dan panitia.
“Alhamdulilah lancar, tidak ada kendala kita melaksanakan tes untuk Kabupaten Kepahiang selama tiga hari, Sabtu, Minggu hingga Senin,” sebutnya.
Kabid Pengembangan Karir BKPSDM Kepahiang, Harmin Munandarsyah menjelaskan, sekitar delapan puluhan peserta tidak hadir dihari pelaksanaan tes CAT. “Setiap sesinya ada sekitar 14 orang yang tidak hadir,” kata Harmin.
Untuk dua hari pelaksanaan tes CAT Kabupaten Kepahiang sudah berlangsung 8 sesi. Setiap sesinya ada 430 orang yang melaksanakan tes digedung milik UPT Bengkulu tersebut. Sebelumnya, pelaksanaan proses seleksi pelamar CPNS Kabupaten Kepahiang menghabiskan anggaran mencapai Rp 1,1 Miliar. Anggaran tersebut disediakan DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepahiang untuk kebutuhan rekrutment CPNS 2018.
Ketua Fraksi Kebangkitan Perjuangan Demokrasi (FKPD) DPRD Kepahiang, Edwar Samsi SIP MM menegaskan, alokasi dana yang dikucurkan tidak sesuai dengan hasil kerja panitia seleksi CPNS. Karena banyak komplain dari masyarakat akibat tak beresnya pelaksanaan seleksi adminitrasi hingga merugikan para pelamar.
“Contoh kasus, ada pelamar atas nama Alvionita yang gugur karena tidak melampirkan ijazah S-1, padahal formasi yang dilamar Diploma 3. Karena dia lulus D-3 Keperawatan jadi ini ada yang tidak beres,” tegas Edwar. (320)