\"Selama ini hanya inisiatif warga saja untuk melakukan pelebaran dan menyerakkan batu-batu sisa bangunan rumah ke jalan. Namun hanya sebatas kemampuan warga saja. Oleh sebab itu kami mengharapkan ada perhatian Pemerintah Kota Bengkulu,\" keluh Samsudin. Samsudin menyatakan, jika hujan maka jalan tersebut akan penuh lumpur dan sangat berdebu ketika memasuki musin kemarau.
\"Di sini banyak anak sekolah, jadi kasihan mereka kalau pagi-pagi ingin berangkat sekolah tapi jalannya becek, tanahnya nempel disepatu anak-anak,\" jelasnya.
Namun sayangnya ketika wartawan BE menanyakan nama jalan yang penuh lumpur tersebut, warga mengatakan bahwa jalan tersebut belum diberi nama. Dan kemungkinan juga belum terdaftar di pemerintah Kota Bengkulu.
\"Ini dulu hanya jalan gang saja, namun semaikin hari semakin banyak warga yang membuat rumah dan tinggal di sini. Makanya jalan ini diperlebar dan sekarang sudah ditembuskan ke jalan lintas Bengkulu - Kepahiang,\" terang Samsudin.
Terpisah, harapan yang sama juga disampaikan oleh warga RT 7 lainnya, Ratna (27). Ibu dua anak ini menyatakan bila ada kendaraan besar yang membawa meterial untuk bangunan rumah warga yang melalui jalan tersebut, maka lumpur jalan akan nepel ditembok rumah warga. \"Waktu habis ujan beceknyo mercik ditembok rumah ayuk dek, pagi-pagi kami harus membersihkan dinding depan rumah ini,\" ungkapnya.
Ditambahkan Ratna, daerah tempat tinggalnya memang pinggiran kota tetapi ia berharap tetap diperhatikan dan juga mendapatkan pembangunan terutama jalan lingkungan.
Karena itu satu-satu akses warga untuk beraktivitas keluar rumah, dan Ratna juga menyatakan bahwa, selama ini warga telah menyampaikan kepada Ketua RT untuk melaporkan kepada Pemkot masalah keluhan warga tersebut, tapi sampai saat ini belum ada hasilnya.
\"Kami ini juga warga kota, buktinya kami juga memilih walikota kemarin, sudah seharusnya tempat tinggal kami ini juga mendapatkan pemabangunan,\" harap Ratna.(cw4)