PASAR PEDATI, Bengkulu Ekspress - Tangkapan nelayan di perairan laut Desa Pasar Pedati, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng) mengalami penurunan secara signifikan (merosot,red). Dampaknya, lantai jemur yang biasa digunakan oleh nelayan sebagian besar dibiarkan terbengkalai.
Salah seorang nelayan di Desa Pasar Pedati, Supardi menjelaskan, penurunan hasil tangkapan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah tingkat kejernihan air laut. Dalam kondisi air laut yang jernih, hasil tangkapan dipastikan akan mengalami penurunan.
\"Saat ini, angin bisa dikatakan bersahabat. Akan tetapi, permasalahannya adalah air laut yang jernih. Dalam kondisi seperti ini, tangkapan ikan akan berkurang,\" ungkap Supardi.
Dijelaskan Supardi, sasaran ikan yang diburu oleh nelayan Pekik Nyaring adalah jenis ikan teri. Ikan teri basah tersebut selanjutnya di olah menjadi ikan teri kering sebelum akhirnya dijual kepada pegepul.
\"Kondisi seperti ini sudah berlangsung sejak 2 minggu. Daripada tak mendapatkan hasil yang setimpal, nelayan lebih milih berdiam dri di rumah sembari menunggu waktu yang tepat. Bahkan, beberapa nelayan beralih fungsi menjadi buruh untuk mendapatakan penghasilan tambahan,\" kata Supardi.
Hasil pendataan, beber Supardi, Desa Pekik Nyaring memiliki sekitar 300 orang yang berprofesi sebagai nelayan ikan teri. Dari jumlah tersebut, ratusan nelayan terbagi kedalam beberapa kelompok untuk berlayar menggunakan perahu.
\"Secara keseluruhan, ada sebanyak 30 kapal yang akif beroperasi di perairan laut Pekik Nyaring. Dalam kondisi normal, 1 perahu bisa menghasilkan tangkapan ikan teri sebanyak 200 kiloogram (kg) dan akan menjadi teri kering sekitar 50-60 kg. Perkilogram, ikan teri kering dijual oleh nelayan kepada pengepul dengan harga Rp 30 ribu per kilogram,\" papar Supardi.(135)